Reportase Hari Ketiga, Kongres ISQua di Edinburgh United Kingdom

Oleh : dr. Tjahjono kunjoro, MPH, DrPH

h3isquaMorning Plenary: A New Approach to Managing Complexity in Healthcare: Bridgepoint's Transformative Solution. Sebagai akibat keberhasilan pelayanan kesehatan, maka life expectancy meningkat sehingga banyak pasien yang mengalami chronic illness dan membutuhkan pelayanan chronic care yang semakin kompleks. Perlu didefinisikan ulang pengertian "old people". Sebaiknya orang lanjut usia tidak dimasukkan dalam nursing home, tetapi mendapat perawatan bersama dengan keluarga di rumah. Sehingga perlu adanya kesadaran, kemitraan, pengetahuan dan kapasitas untuk menangani pasien dengan chronic care disesase, oleh karena itu perlu melakukan pelatihan tentang kompleksitas mulai dari penyedia pelayanan primer.

Suatu model dari Kaiser Permanente diperkenalkan sebagai pyramid:

  1. Case management: merupakan puncak piramit disebutkan sebagai level 1: Highly complex patient
  2. Specialist Disease Management: merupakan level dua: high risk patients
  3. Supporting care and self care: merupakan dasar pyramid: level tiga: 70-80 % chronic disease yang ada pada populasi

Kelemahan clinical pathway juga didiskusikan karena clinical pathway disusun untuk pasien yang tidak memiliki kompleksitas. Untuk mengatasi permasalahan kompleksitas perlu ada suatu model dan cara baru untuk mengatasi. Tiga butir penting perlu diperhatikan: 1). apa yang sebenarnya terjadi pada pasien, 2). think differently to deal with complexity, dan 3). Filled with data untuk mencari new knowledge tentang kompleksitas. Diusulkan suatu complexity framework yang merupakan suatu siklus yang elemen-elemennya adalah:

  1. Health and social experience
  2. Demography
  3. Mental Health
  4. Socio-political & Physical environment
  5. Social capital
  6. Medical/Physical Treatment

Dalam model Bridgepoint tersebut: pada level individual perlu dilakukan 360 degree assessment for every single patient, sedangkan pada level organisasi diupayakan seamless care, sedangkan pada level sistem dilakukan pengukuran terhadap hasil yang dicapai. Prinsip dasar adalah: put the patient on the center of the system, dengan demikian diharapkan pasien dengan chronic disesase akan mampu untuk cope to live with the disease, and adopt various way of life with complexity. Diperkenalkan terkait dengan bridgepoint model: The health hub yang merupakan suatu siklus yang terdiri dari:

  1. Family health team
  2. Acute care
  3. Specialized ambulatory care
  4. Shortstay evaluation unit
  5. Complexity specialist team
  6. Day hospital
  7. Home primary Care
  8. Commity partnership

Perlu adanya research lebih lanjut dan inovasi untuk menangani kasus-kasus chronic illness.
Dikemukakan permasalahan terkait dengan maternal mortality rate di Negara berkembang, rendahnya akses terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas, dan beban pelayanan kesehatan terhadap infeksi. Proporsi health expenditure yang rendah (< 25 %). Banyak pasien yang harus membayar dari kantung sendiri yang berakibat masalah pada akses terhadap pelayanan kesehatan. Faktor yang mendasari adalah: lack of humanity, crowded, lack of integration, and does not meet the community needs.

Pengertian Universal Health Coverage: all people are able to use needed health services of sufficient quality to be effective without their use imposing financial hardship. Tiga dimensi policy terhait dengan universal health coverage:

  1. Population: who is covered ?
  2. Services: Which Service are covered ?
  3. Financial protection: Proportion of the cost covered ? -> should reduce cost sharing

h3isqua-1Dimensi mutu yang dikemukakan oleh IOM (safe, effective, timely, efficient, equitable) perlu ditambah dengan people centered and integrated.Dengan demikian high quality people centered, and integrated care mempunyai 4 komponen, yaitu: affordability, accessibility, acceptability, dan availability. Type of strategy:

 

  1. Forward looking
  2. Evidence informed
  3. Action oriented
  4. Po9licy option, strategy and intervention: supply and supply side,topdown vs bottom up, relevant and adaptable
  5. Managing change

Strategy outline:

  1. A new of looking delivery of service
  2. Current structure and key service delivery challenge
  3. Setting new vision for service delivery
  4. The way forward
  5. Implementation
  6. Learning and evaluation

4 pertanyaan kritis dalam mengembangkan UHC:

  1. What are the key component required : 1). triad UHC: who is covered, which service covered, proportion of the cost covered, 2). Integration at multilevel of UHC system, 3). Safety as prerequisite, dan 4). Community Involvemen
  2. How should patient safety considered be utilized to define service packages
  3. How can patient safety be utilized to measure the UHC performance, ensure accountability, and enhance efficiency
  4. What are tha barriers to integrating Patient Safety Approach with UHC System: finance, structure, understanding the relation between safety and UHC, political will, motivation, theory not aligned with practice, and standard

Lunch session: mempresentasikan : Development a national accreditation standard and instrument for community health center in Indonesia. Concurent session sore: Patient Safety and Quality in Population Health. Dikemukakan suatu studi kasus mengapa perkembangkan life expectancy di Scotland paling rendah dibandingkan dengan Negara-negara lain di Eropa, ternyata banyak yang meninggal pada usia muda. Perlu dilakukan analisis tidak hanya pada klinik atau rumah sakit yang memberikan pelayanan kesehatan, tetapi juga perlu dilakukan analisis pada sistem yang lebih besar termasuk perubahan social dan budaya. Dalam studi kasus dimulai dengan analisis apakah karena genetic, apakah karena mekanisme biological misalnya karena cancer, ataukah pada sistem yang lebih luas: social behavior and belief, struktur dari masyarakat (structure of society), ataukah inequality social ekonomi sebagai isu utama. Didiskusikan empat tipe public health response terhadap permasalahan kesehatan:

  1. Programmatically on individual issue
  2. National policy on individual issue
  3. On the cross cutting determinants operationg at individual and community level
  4. A truly whole-istic approach:
    • Different determinants with and across levels
    • Requires a move away from transactional deterministic mindsets
    • Much more challenging in practice

h3isqua-2Plenary session penutupan: An asset Approach to Health and Wellbeing. Dari kasus life expectancy yang lebih buruk dibandingkan Negara-negara Eropa, dilakukan analisis lebih lanjut: kematian usia muda karena: keracunan penggunaan "drug", alcohol, suicide, dan penyebab-penyebab eksternal, yang semuanya didorong oleh masalah social. Oleh karena itu perlu management of complex system:

  1. Destabilized the existing system
  2. Set some order generating rules
  3. Allow solution to emerge
  4. Beware the persistence of deep structure and archytypes
  5. Accept paradox and contradiction

Diperkenalkan : Salutogenesis (as an assets approach), yang terdiri dari:

  1. Gratitude
  2. Self efficacy
  3. Hardiness
  4. Empathy
  5. Humour

Diperlukan sense of coherence untuk mengatasi kompleksitas:

  1. Are structured, predictable, explainable
  2. Internal resoruces
  3. Challenge, worthy of investment and engagement,

Resource with enhance resilience (antara lain: family, nurture, intelligence work, material resources, identity, cultural stability) --> sense of coherence --> well being
Penutupan kongres oleh David Bates (the president).