Learn, Connect, Growth | Tingkatkan Mutu Pelayanan Kesehatan Indonesia

Pentingnya Edukasi tentang Menyusui

Screen Shot 2019 08 14 at 10.41.17 AMEdukasi mengenai ASI dan menyusui bisa didapatkan dari para konselor laktasi di fasilitas kesehatan terdekat. Biasanya, rumah sakit dengan kategori rumah sakit sayang bayi juga memiliki kelas-kelas edukasi laktasi.

Aktivitas menyusui bisa memperkuat hubungan antara ibu dan si buah hati.

Namun, memang tak semuaibu dan atau bayinya langsung bisa lancar menjalani proses ini. Harus ada strategi agar bisa menyusui eksklusif.

 Edukasi perihal menyusui pun penting bagi sang ibu. "Jangan lupa, lakukan juga tujuh kontak dengan konselor laktasi untuk mendukung Anda selama masa menyusui,” tutur Dokter spesialis anak dan konselor laktasi RS Pondok Indah – Pondok Indah, dr. Yovita Ananta, Sp. A, MHSM, IBCLC.

Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?Happy Inspire Confuse Sad
Edukasi mengenai ASI dan menyusui bisa Anda dapatkan dari para konselor laktasi di fasilitas kesehatan terdekat, lembaga kesehatan, atau dalam komunitas menyusui. Biasanya, rumah sakit dengan kategori rumah sakit sayang bayi juga memiliki kelas-kelas edukasi laktasi.

dr. Yovita menyatakan, setidaknya yang akan dipelajari di kelas edukasi laktasi ialah tentang manfaat ASI. Kedua, pentingnya Inisiasi Menyusu Dini (IMD). Kemudian, manfaat rawat gabung setelah persalinan atau rooming in.

"Perawatan payudara saat hamil dan menyusui, termasuk cara-cara pijat oksitosin untuk merangsang keluarnya hormon oksitosin. Lalu, bagaimana pelekatan yang tepat agar proses menyusui berjalan dengan baik," paparnya.

Selanjutnya, akan diajari juga mengenali berbagai kendala menyusui. Sehingga, apabila Anda mengalami hal tersebut, Anda bisa tetap tenang sambil mencari solusinya.

Ketenangan memang menjadi kunci untuk bisa berpikir jernih dan mencari solusi untuk memecahkan masalah. Selain itu, mengenai manajemen ASI Perah (ASIP) terutama bagi ibu menyusui yang bekerja.

"Ibu disarankan untuk bertemu dengan tenaga kesehatan atau konselor laktasi setidaknya tujuh kali selama masa kehamilan dan setelah persalinan," kata dr. Yovita.

Ia pun memaparkan tujuh kontak dengan tenaga kesehatan atau konselor laktasi, yakni saat hamil, membahas keuntungan dan manajemen menyusui. Kedua, membahas proses menyusui dan kendala-kendala yang mungkin dihadapi.

"Kontak ketiga, setelah melahirkan, bimbingan kontak kulit dini antara ibu dengan bayi saat IMD. Kontak keempat, 24 jam setelah melahirkan bimbingan posisi menyusui yang baik (posisi tidur atau duduk) dan membantu pelekatan mulut bayi pada payudara," jelasnya.

Kontak selanjutnya, satu minggu setelah melahirkan dilakukan diskusi mengenai kesulitan atau kendala yang dihadapi. Terakhir, pada kontak keenam dan ketujuh dilakukan dalam satu dan dua bulan setelah melahirkan.

"Untuk mendiskusikan kesulitan yang mungkin masih dialami oleh ibu menyusui, persiapan kembali bekerja, bagaimana memerah ASI, penyimpanan dan pemberian ASI perah, dan lainnya," imbuh dia.

 

 

Oleh: Sunnaholomi Halakrispen
Sumber: https://www.medcom.id/rona/kesehatan/GbmXoRPN-setidaknya-di-kelas-edukasi-laktasi-tentang-manfaat-asi