aktivitas

3-4 Desember 2024

3des

PKMK-Yogyakarta. Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (PKMK FK - KMK UGM) menyelenggarakan kegiatan bertajuk “Workshop Evaluasi dan Perbaikan Media Pembelajaran Massive Open Online Course (MOOC) Sistem kewaspadaan Dini dan Respon (SKDR)” pada Selasa dan Rabu (3-4/12/2024) bertempat di hotel Meliá Purosani Yogyakarta. Kegiatan ini diikuti oleh perwakilan Direktorat Surveilans dan Kekarantinaan Kesehatan (SKK) Kementerian Kesehatan, Direktorat Jenderal Sumber Daya Manusia Kesehatan, SafetyNet, US CDC, WHO Indonesia, JICA, BBPK Ciloto serta perwakilan dari Dinas Kesehatan DIY dan NTB.

Kegiatan diseminasi dipandu oleh Hamidah Mulyani, MPH (PKMK UGM) sebagai MC dan dr. Aulia Shafira, MPH sebagai moderator. Sambutan pertama disampaikan oleh perwakilan Tim Kerja Surveilans Kemenkes, Eka Muhiriah, diikuti sambutan kedua dari SafetyNet yang disampaikan oleh M. Fadhil Armen. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas pelatihan jarak jauh guna mempersiapkan tenaga kesehatan Indonesia menghadapi potensi wabah di masa depan. Workshop dimulai dengan pemaparan hasil implementasi pelatihan MOOC SKDR di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan Nusa Tenggara Barat (NTB), yang disampaikan oleh Project Director INSPIRASI, dr. Muhammad Hardhantyo, MPH, PhD. Dalam pemaparannya, dijelaskan bahwa sebanyak 479 peserta telah menyelesaikan pelatihan melalui platform LMS Kementerian Kesehatan, dan hasil evaluasi awal menunjukkan peningkatan kapasitas tenaga kesehatan dalam mendeteksi serta merespons wabah secara dini.

Evaluasi dan perbaikan media pembelajaran difokuskan pada lima aspek utama, yaitu konten, tampilan, media interaktif, Learning Management System (LMS), dan strategi pemasaran MOOC. Masukan dari peserta pelatihan serta feedback pada diseminasi hasil menjadi dasar dalam merumuskan perbaikan MOOC SKDR. Pada hari pertama, diskusi difokuskan pada aspek konten dan tampilan. Seluruh soal kuis dalam MOOC direview ulang untuk memastikan relevansi dengan materi pelatihan dan kebutuhan peserta. Pada hari kedua, evaluasi meliputi aspek media interaktif, LMS, dan strategi pemasaran. Dalam diskusi ini, diusulkan penambahan fitur interaktif untuk meningkatkan pengalaman belajar, serta beberapa penyesuaian pada bagian tertentu dari MOOC agar lebih efektif. Strategi pemasaran juga menjadi perhatian utama untuk memastikan pelatihan ini dapat menjangkau lebih banyak tenaga kesehatan di seluruh Indonesia.

Hasil evaluasi dan diskusi selama workshop dijadwalkan akan segera ditindaklanjuti, dengan target peluncuran versi terbaru MOOC SKDR pada awal 2025. Dengan berbagai perbaikan yang telah dirumuskan, pelatihan ini diharapkan dapat terus meningkatkan kapasitas tenaga kesehatan dalam mendeteksi dan merespons ancaman penyakit menular, serta menjadi bagian penting dalam memperkuat sistem kesehatan nasional di masa mendatang.

Reporter: Hamidah Mulyani (PKMK UGM)

 

 

 

29mei24

Tanggal 28-29 Mei 2024, PKMK UGM telah sukses menyelenggarakan pertemuan Finalisasi Massive Open Online Course (MOOC) Pelatihan Penguatan Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon Penyakit Menular Potensial Kejadian Luar Biasa (KLB) di Unit Pelapor. Kegiatan ini merupakan tonggak penting dalam memastikan kualitas dan kesesuaian kurikulum dengan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan sebelumnya. Kegiatan ini merupakan Kerjasama antara PKMK dengan kementrian kesehatan, WHO (World Health Organization), JICA (Japan International Cooperation Agency), Balai Besar Pelatihan Kesehatan (BBPK) Ciloto dan didukung oleh CDC (Centers for Disease Prevention and Control) dan safetynet.

27n

Dr. dr. Hanevi Djasri MARS Memaparkan Keputusan Dirjen Pelayanan Kesehatan tentang Penyelenggaraan Alur Klinis (Clinical Pathways)

Telah terbit Keputusan Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Nomor Hk.02.02/D/9737/2023 tentang Penyelenggaraan Alur Klinis di Rumah Sakit. Kepdirjen telah disosialisasikan tanggal 20 November Tahun 2023 oleh Kementerian Kesehatan. Pembukaan sosialiasi oleh drg. Yuli Astuti Saripawan, M.Kes (Direktur Pelayanan Kesehatan Rujukan), dilanjutkan paparan kebijakan alur klinis oleh ketua tim kerja standarisasi, dan paparan tentang pedoman alur klinis oleh Dr. dr. Hanevi Djasri MARS.

25jan23

The International Society for Quality in Health Care (ISQua) kembali mengadakan pertemuan internasional tentang mutu pelayanan kesehatan, kali ini merupakan konferensi ke-39. Bertempat di Gedung COEX Convention Centre, Korea Selatan, pada 27-30 September 2023.

Pertemuan tahun ini mengangkat tema "Technology, Culture, and Corproduction: Looking to The Horizon of Quality and Safety", tema yang relevan dengan kondisi mutu pelayanan kesehatan Indonesia dan global saat ini. Bauran kecepatan perkembangan teknologi, konsistensi budaya, dan kecepatan produksi pasar berlomba berkontribusi untuk meningkatkan dan mempertahankan budaya mutu dan aman bagi setiap orang. Reportase selengkapnya dapat diakses pada link berikut

Readmore

Yogyakarta, Pada tanggal 27 Januari 2023 telah dilaksanakan progress report kelanjutan Program INSPIRASI dukungan penguatan terhadap Sistem Kewaspadaan Dini dan Respons antara Direktorat Surveilans dan Karantina Kesehatan, Kemenkes RI dengan PKMK FKKMK UGM. Program yang didanai oleh CDC ini melaporkan kegiatan pilot potensi standarisasi pelaporan penyakit berpotensi wabah menggunakan set kode ICD-10 berdasarkan data rekam medis di puskesmas. Pertemuan ini dihadiri oleh perwakilan Direktorat Surveilans dan Karantina Kesehatan yang mengelola program Sistem Kewaspadaan Dini dan Respons, WHO, dan juga CDC.

Kegiatan pilot dilaksanakan di 10 puskesmas yang tersebar di 5 Kabupaten/Kota di Daerah Istimewa Yogyakarta bertujuan untuk memvalidasi kode diagnosis ICD-10 terhadap klasifikasi penyakit berpotensi wabah berdasarkan SKDR serta meningkatkan kualitas pelaporan dan juga respon alert dari SKDR. Sebelumnya telah dilaksanakan FGD bersama dokter umum dan tim surveilans puskesmas pada tanggal 26 Oktober 2022 yang untuk melihat proses kerja puskesmas terkait program SKDR nasional. Kemudian dilanjutkan dengan analisis retrospektif data kasus berdasarkan mapping kode ICD-10 yang berkorelasi dengan angka kasus yang dilaporkan ke dalam aplikasi SKDR.