Learn, Connect, Growth | Tingkatkan Mutu Pelayanan Kesehatan Indonesia

Apa itu osteoporosis?

Screen Shot 2019 10 15 at 11.55.15 PMDefinisi
Apa itu osteoporosis?

Osteoporosis adalah masalah pengeroposan dan penurunan kepadatan massa tulang secara berkelanjutan. Bagian dalam tulang yang sehat normalnya tampak memiliki banyak ruang kecil persis seperti sarang lebah.

Pengeroposan tulang akan membuat ruangan-ruangan tersebut menjadi lebih lebar.

Kondisi ini lambat laun membuat tulang kehilangan kekuatannya sehingga menjadi lebih rapuh, hingga bahkan rentan patah akibat trauma kecil. Pertumbuhan tulang bagian luar juga cenderung lebih lemah dan tipis daripada seharusnya.

Patah tulang akibat pengeroposan biasanya lebih sering terjadi pada panggul, pergelangan tangan, dan tulang belakang. Sayangnya, beberapa tulang seperti tulang panggul yang sudah rusak tidak dapat sembuh.

Banyak orang berpikir bahwa osteoporosis terjadi secara alami dan tidak dapat dihindari karena bagian dari penuaan. Masalah tulang keropos memang sering tidak terdeteksi dan tidak diketahui hingga tulang tersebut akhirnya patah.

Meski begitu, ahli medis menyakini kalau osteoporosis sebenarnya bisa dicegah. Bahkan orang yang sudah menderita osteoporosis dapat melakukan pencegahan atau memperlambat perkembangannya untuk menurunkan risiko terjadinya patah tulang kembali.

Seberapa umumkah osteoporosis?

Tulang keropos karena osteoporosis adalah hal yang umum. Kondisi ini bisa terjadi pada siapa saja, baik laki-laki dan wanita dari semua ras. Namun, orang kulit putih dan wanita Asia diketahui memiliki risiko yang lebih tinggi. Risiko tersebut akan semakin meningkat bagi wanita berusia lanjut yang sudah tidak lagi mengalami menstruasi (menopause).

Orang yang memang memiliki osteoporosis berisiko lebih tinggi untuk mengalami patah tulang bahkan saat sedang melakukan kegiatan rutin. Misalnya seperti berdiri, berjalan, atau mengangkat beban.

Namun, jangan khawatir. Anda dapat mengurangi risiko terserang penyakit ini dengan mengurangi faktor risiko yang Anda miliki. Konsultasikan dengan dokter Anda untuk mencari tahu informasi lebih lanjut.

Tanda-tanda & gejala
Apa saja tanda-tanda dan gejala osteoporosis (tulang keropos)?

Tubuh sebetulnya memiliki caranya tersendiri untuk mempertahankan dan menjaga kepadatan tulang. Jaringan tulang akan terus diperbaharui dengan tujuan untuk menghasilkan komposisi tulang baru yang masih kokoh untuk menggantikan tulang yang lama.

Dengan begitu, tulang akan selalu berfungsi dengan optimal untuk menjalankan tugasnya. Umumya, kepadatan tulang setiap orang mencapai puncaknya ketika berada di sekitar usia 20-an. Saat mulai memasuki usia sekitar 35 tahun, komposisi dan kekuatan tulang mulai melemah.

Hal tersebut kemudian terus berlanjut seiring bertambahnya usia, yang membuat komposisi tulang mulai menipis secara perlahan. Di usia ini, tulang tidak lagi membentuk komposisi dan jaringan untuk menghasilkan struktur baru. Jika kondisi tersebut berlangsung terus-menerus, tulang akan semakin keropos yang akhirnya mengakibatkan osteoporosis.

Pada tahap awal, penyakit ini biasanya tidak menunjukkan gejala tertentu. Dalam beberapa kasus, orang yang kondisi tulangnya sudah keropos bahkan tidak mengetahui secara pasti kondisi mereka, sampai sudah benar-benar mengalami patah tulang.

Gejala utama dari osteoporosis yang bisa terasa adalah tulang mudah patah karena insiden kecil, seperti terjatuh, terpeleset, dan lain sebagainya.

Akan tetapi, seiring berjalannya waktu dapat muncul beberapa gejala osteoporosis yang meliputi:

Nyeri tulang punggung bawah
Nyeri leher
Postur tubuh bungkuk
Penurunan tinggi badan secara bertahap
Mudah sekali mengalami patah tulang
Jika kondisi tersebut tidak segera diobati, tulang yang keropos bisa semakin memburuk dari waktu ke waktu. Ketika struktur dan komposisi tulang sudah semakin menipis dan melemah, risiko patah tulang kemudian meningkat.

Gejala osteoporosis yang sudah tergolong parah bisa mengakibatkan tulang patah karena hal sepele sampai berat. Entah itu bersin atau batuk yang kuat, maupun karena terjatuh. Bukan hanya itu.

Beberapa orang kerap mengalami gejala berupa patah tulang iga, pergelangan tangan, atau panggul. Namun dari itu semua, sebagian besar kasus patah tulang karena pengeroposan ini terjadi di tulang belakang yang bisa sampai menyebabkan cacat.

Kemungkinan masih ada tanda dan gejala yang tidak disebutkan di atas. Bila Anda memiliki kekhawatiran akan sebuah gejala tertentu, konsultasikanlah segera dengan dokter Anda.

Kapan saya harus periksa ke dokter?

Anda harus menghubungi dokter bila Anda sudah mulai memasuki fase awal menopause, rutin mengkonsumsi obat kortikosteroid selama beberapa bulan, atau orang tua Anda mengalami patah tulang panggul.

Jika Anda memiliki tanda-tanda atau gejala-gejala di atas atau pertanyaan lainnya, konsultasikanlah dengan dokter Anda. Kondisi kesehatan tubuh masing-masing orang berbeda. Selalu konsultasikan ke dokter agar mendapatkan penanganan terbaik terkait kondisi kesehatan Anda.

Penyebab
Apa penyebab osteoporosis?

Pembentukan tulang normal membutuhkan mineral kalsium dan fosfat. Jika tubuh kekurangan kalsium dari makanan, produksi tulang dan jaringan tulang dapat terganggu. Terlebih ketika masih berusia muda, tubuh cenderung lebih cepat dan mudah dalam membuat tulang baru.

Sayangnya seiring bertambahnya usia, massa tulang bisa hilang lebih cepat tapi tidak disertai dengan pembentukan massa tulang yang baru. Secara tidak langsung, peluang Anda untuk terkena osteoporosis sebenarnya tergantung pada seberapa banyak massa tulang yang terbentuk saat Anda masih muda.

Semakin banyak massa tulang yang terbentuk, semakin banyak pula persediaan massa tulang yang disimpan. Alhasil, kemungkinan Anda untuk mengalami osteoporosis seiring bertambahnya usia pun semakin kecil.

Salah satu penyebab utama osteoporosis adalah penuaan. Proses penuaan alami menurunkan kadar hormon estrogen pada wanita saat menopause, dan menurunkan hormon testosteron pada laki-laki.

Faktor-faktor risiko
Apa yang meningkatkan risiko saya terkena osteoporosis?

Ada banyak faktor risiko untuk osteoporosis. Beberapa di antaranya dapat diubah sejak dini, tapi beberapa lainnya cenderung sulit atau bahkan tidak bisa diubah.

Sejumlah faktor risiko osteoporosis yang tidak dapat Anda ubah adalah:

1. Jenis kelamin
Wanita lebih banyak menderita osteoporosis lebih sering dari laki–laki.

2. Usia
Semakin tua Anda, semakin besar risiko osteoporosis Anda. Peningkatan risiko ini biasanya berlangsung sejak usia Anda menginjak sekitar 30 tahun, terutama setelah seorang wanita mengalami menopause.

3. Hormon di dalam tubuh
Pada wanita, rendahnya kadar hormon estrogen bisa mempersulit tulang untuk membentuk jaringan dan struktur baru. Sedangkan pada pria, kadar testosteron yang rendah merupakan salah satu faktor risiko pengeroposan tulang.

4. Ukuran tubuh
Wanita dan pria dengan bentuk tubuh yang kecil kecil dan kurus berisiko lebih tinggi untuk mengalami pengeroposan tulang. Sebaliknya, pria dan wanita dengan bentuk tubuh yang lebih besar cenderung memiliki risiko yang lebih rendah.

5. Riwayat keluarga
Osteoporosis biasa terjadi turun-menurun dalam keluarga. Itu artinya, jika ada anggota keluarga Anda menderita osteoporosis atau pengeroposan tulang, Anda memiliki berisiko yang lebih besar untuk mengalami kondisi tersebut.

6. Pernah mengalami patah tulang
Seseorang yang sebelumnya pernah mengalami patah tulang dalam tingkat ringan, lebih berisiko untuk mengalami pengeroposan tulang di kemudian hari. Terlebih jika patah tulang tersebut terjadi setelah berusia 50 tahun.

Sementara faktor risiko osteoporosis yang bisa Anda ubah adalah:

1. Anoreksia nervosa
Memiliki gangguan makan serta membatasi asupan makan dapat melemahkan kekuatan tulang, yang akhirnya menyebabkan osteoporosis.

2. Asupan kalsium dan vitamin D
Diet rendah kalsium dan vitamin D menyebabkan tulang Anda lebih mudah keropos.

3. Penggunaan obat-obatan
Beberapa obat-obatan meningkatkan risiko osteoporosis, seperti obat kortikosteroid, antidepresan, agen kemoterapi, dan lain sebagainya.

4. Malas beraktivitas
Kurang olahraga, sering bersantai sampai lupa waktu, atau berbaring terus dalam waktu lama bisa menyebabkan tulang menjadi keropos karena lemah dan kehilangan kekuatannya.

5. Merokok
Selain tidak baik untuk kesehatan jantung dan paru-paru, merokok juga bisa menurunkan kepadatan tulang. Ini karena zat kimia dalam rokok secara perlahan akan merusak berbagai sel-sel tubuh, termasuk sel-sel pada tulang.

Ketika sel tulang mengalami kerusakan, otomatis kepadatan tulang akan melemah yang membuatnya keropos dan mudah rapuh.

6. Konsumsi alkohol
Terlalu banyak alkohol dapat menyebabkan tulang keropos dan akhirnya rusak.

Obat & Pengobatan
Informasi yang diberikan bukanlah pengganti nasihat medis. SELALU konsultasikan pada dokter Anda.

Apa saja tes yang biasa dilakukan untuk diagnosis osteoporosis?

Cara mendiagnosis osteoporosis yang umum adalah melalui peninjauan riwayat kesehatan dan pemeriksaan fisik.

Pemeriksaan bisa diawali dengan melakukan tes darah atau urin, yang akan menilai bagaimana kondisi tulang Anda. Jika diduga mengalami osteoporosis, dokter bisa menyarankan Anda melakukan pemeriksaan lanjutan untuk mengukur kepadatan tulang.

Dokter akan melakukan pemeriksaan densitas atau kepadatan tulang untuk menilai komposisi dan struktur tulang Anda. Tes yang disebut densitometri tulang atau dual-energy X-ray absorptiometry (DEXA) ini melibatkan penggunaan sinar-x.

Pengecekan dengan sinar-x bertujuan untuk mengukur kepadatan tulang yang biasanya dilakukan di beberapa titik yang paling berisiko terkena pengeroposan. Misalnya pada pergelangan tangan, pinggung, atau tulang belakang.

Tes ini dapat berlangsung kurang lebih selama 10-30 menit tanpa menimbulkan rasa sakit. Anda hanya akan diminta untuk berbaring pada alas yang telah disediakan, kemudian sinar-x diarahkan pada tubuh Anda.

Apa saja pilihan pengobatan saya untuk osteporosis?

Jika Anda benar dinyatakan mengalami pengeroposan tulang, dokter akan menentukan rencana perawatan terbaik berdasarkan kondisi kesehatan Anda. Biasanya, Anda akan dianjurkan untuk mengubah gaya hidup demi menurunkan risiko patah tulang.

Perubahan gaya hidup yang dapat membantu pengobatan osteoporosis adalah:

1. Berolahraga secara teratur
Olahraga merupakan komponen penting dari program pencegahan dan terapi untuk osteoporosis. Olahraga tidak hanya meningkatkan kesehatan tulang Anda, Tamun juga meningkatkan kekuatan, koordinasi, dan keseimbangan otot, dan meningkatkan kesehatan Anda.

Walaupun olahraga baik untuk orang dengan osteoporosis, tidak sebaiknya olahraga dilakukan mendadak atau berlebihan menyiksa tulang Anda.

2. Memenuhi asupan kalsium dan vitamin D
Sebaiknya penuhi kebutuhan kalsium (minimal 1200 mg/hari) dan vitamin D (minimal 800 IU/hari). Pilih sumber makanan yang mengandung berbagai vitamin, mineral, serta beragam nutrisi penting lainnya untuk tubuh. Ambil contoh seperti produk susu rendah lemak, sayuran berdaun hijau gelap, tahu, tempe, serta berbagai olahan kedelai.

Jika perlu, Anda bisa minum suplemen kalsium dapat meningkatkan asupan kalsium, dan vitamin D membantu tubuh menyerap kalsium. Anda bisa mengonsultasikan lebih lanjut dengan dokter untuk menentukan kebutuhan penggunaan suplemen kalsium.

Selain itu, berhenti merokok, mengurangi bahkan menghentikan konsumsi alkohol, serta rutin melakukan terapi dapat membantu memperlambat atau menghentikan pengeroposan tulang untuk mencegah patah tulang sekaligus menurunkan risiko terjatuh.

3. Obat
Dokter juga bisa meresepkan obat untuk membantu menjaga kepadatan dan komposisi tulang. Obat yang umum digunakan untuk osteoporosis adalah bifosfonat. Obat ini bisa diberikan dengan cara diminum lewat mulut (oral) maupun melalui suntikan (injeksi).

Tujuannya untuk membantu mencegah dan memperlambat hilangnya massa tulang, serta merangsang peningkatan massa tulang serta pembentukan tulang baru. Berbagai macam obat bifosfonat meliputi:

Alendronic Acid (Fosamax)
Ibandronic Acid (Boniva)
Zoledronic Acid (Reclast)
Obat-obatan ini juga dianjurkan sebagai pengobatan tambahan dalam terapi hormon.

4. Terapi hormon
Jika pengeroposan tulang yang Anda alami disebabkan oleh rendahnya kadar hormon tertentu, dokter biasanya akan menyarankan terapi hormon. Terapi ini bisa membantu meningkatkan kadar hormon rendah pada pria dan wanita.

Pada pria, osteoporosis dapat berkaitan dengan penurunan kadar testosteron seiring bertambahnya usia. Terapi penggantian testosteron dapat membantu meningkatkan kadar testosteron.

Selalu konsultasikan dengan dokter sebelum minum obat atau melakukan pengobatan untuk membantu memulihkan osteoporosis. Kenali efek samping dan sesuaikan manfaat obat tersebut dengan kondisi kesehatan tubuh Anda.

Pengobatan di rumah
Apa saja perubahan-perubahan gaya hidup atau pengobatan rumahan yang dapat dilakukan untuk mengatasi osteoporosis?

Berikut adalah gaya hidup dan pengobatan rumahan yang dapat membantu Anda mengatasi osteoporosis:

Lakukan kontrol sesuai anjuran untuk memonitor perkembangan gejala dan kondisi kesehatan Anda.
Dengarkan anjuran dokter Anda, jangan konsumsi obat tanpa resep atau tidak meminum obat yang telah disarankan dokter.
Konsutasi dengan terapis fisik atau rehabilitasi untuk membantu menguatkan otot dan tulang Anda.
Perbanyak sumber makanan kaya kalsium dan vitamin D, seperti produk susu, ikan, kacang-kacangan, dan sayuran hijau.
Hindari merokok.
Hindari alkohol berlebihan. Konsumsi lebih dari 2 gelas per hari dapat menurunkan pembentukan tulang, sehingga bisa meningkatkan risiko Anda terjatung dan mengalami patah tulang.

Hindari kondisi yang bisa membuat Anda mudah terjatuh. Gunakan sepatu dengan ukuran tumit yang rendah dan sandal antislip. Selalu pastikan tidak ada barang berserakan di rumah yang bisa memicu Anda tersandung dan terjatuh.
Pastikan ruangan selalu dalam kondisi tetap terang benderang, pasang pegangan di dalam dan luar pintu kamar mandi Anda, dan usahakan Anda dapat naik dan turun dari tempat tidur dengan mudah. Hal-hal tersebut bertujuan untuk membuat Anda lebih mudah dalam beraktivitas meski memiliki osteoporosis.
Bila ada pertanyaan, konsultasikanlah dengan dokter untuk solusi terbaik masalah Anda.

 

Oleh: Karinta Ariani Setiaputri
Sumber: https://hellosehat.com/penyakit/osteoporosis-adalah-tulang-keropos/