Internet dan Mutu Pelayanan Kesehatan di Indonesia

edi-29jul13Awal bulan ini, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, mengumumkan peluncuran akun resmi Facebook miliknya. Akun itu bertujuan untuk memudahkan komunikasi SBY dengan masyarakat lebih banyak lagi. Sebelumnya SBY juga telah memiliki akun twitter yang dalam waktu kurang dari dua bulan telah memiliki lebih dari 2 juta followers. Juru Bicara Kepresidenan mengatakan bahwa SBY ingin lebih mudah berkomunkasi dengan berbagai kalangan masyarakat mengingat twitter hanya terbatas pada 140 karakter (Metrotvnews.com).

Jauh sebelum pelucuran akun tersebut, berbagai institusi baik pendidikan, sosial, bisnis dan pemerintah telah memanfaatkan internet melalui pembuatan website, blog, akun jejaring sosial dan sebagainya untuk membangun komunikasi yang efektif. Saat ini, perkembangan internet mengalami kemajuan yang pesat, menurut harian Kompas, pengguna internet di Indonesia telah mencapai 55 juta orang dan merupakan negara peringkat ke 8 atau mengalahkan Inggris dan Perancis.

Dalam bidang pelayanan kesehatan, perawatan pasien merupakan upaya rumit yang sangat bergantung pada komunikasi informasi. Komunikasi yang dimaksud di sini adalah komunikasi kepada pasien berikut keluarganya, serta komunikasi antar petugas profesional kesehatan. Gagalnya komunikasi merupakan salah satu penyebab awal paling umum dari terjadinya insiden yang mencelakakan pasien.

Dalam menyediakan, mengoordinasikan dan mengintegrasi layanannya, sarana pelayanan kesehatan bergantung pada informasi tentang ilmu perawatan, tentang pasien itu sendiri, perawatan yang telah diberikan, hasil dari perawatan itu, dan kinerja sarana pelayanan kesehatan. Seperti layaknya sumber daya manusia, material dan keuangan, informasi merupakan sumber daya yang harus diolah secara efektif oleh pimpinan sarana pelayanan kesehatan. Setiap sarana pelayanan kesehatan berusaha memperoleh, mengolah, dan menggunakan informasi itu untuk meningkatkan kesejahteraan pasien serta kinerja sarana pelayanan kesehatan baik secara keseluruhan maupun individu.

Walaupun komputerisasi dan teknologi lainnya mampu meningkatkan efisiensi, namun prinsip manajemen informasi yang baik tetap berlaku untuk semua metode, baik yang berbasis kertas maupun elektronik, yaitu: Mengidentifikasi kebutuhan informasi; Merancang sistem manajemen informasi; Mendefinisikan dan memperoleh data dan informasi; Menganalisis data dan mengubahnya menjadi informasi; Melakukan transmisi dan pelaporan data dan informasi; serta Mengintegrasikan dan menggunakan informasi.