Reportase Workshop Penguatan Integrasi Puskesmas dan FKTP Lainnya di 6 Provinsi Indonesia

29agsBogor, Bertempat di Hotel Grand Savero pada tanggal 23-25 Agustus 2022 telah diselenggarakan workshop penguatan integrasi Puskesmas dan FKTP lainnnya yang dihadiri oleh 6 Provinsi yakni Kabupaten Solok-Sumatera Barat, Kabupaten Kendal-Jawa Tengah, Kota Madiun-Jawa Timur, Kota Makassar-Sulawesi Selatan, Kabupaten Deli Serdang-Sumatera Utara, Kota Pekanbaru- Riau. 6 Provinsi ini terpilih menjadi wilayah uji coba dalam penerapan konsep integrasi pelayanan kesehatan Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Primer (FKTP), atau yang biasa disebut model Integrated Quality of Care (IQ-CARE) Kerjasama antara Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan (PKMK) FK-KMK UGM dengan Kementerian Kesehatan Direktorat Pelayanan Kesehatan Primer (PKP).

Workshop dibuka oleh Direktur Pelayanan Kesehatan Primer yakni dr. Yanti Herman, S.H., M.H.Kes, kemudian dilanjutkan dengan pemaparan oleh Dr.dr. Hanevi Djasri, MARS, FISQua dari PKMK FK-KMK UGM mengenai “Pedoman Pelaksanaan Integrasi Pelayanan Kesehatan Menggunakan Model IQ-CARE di FKTP dan Integrasi stakeholders”. Dr Hanevi menekankan bahwa model IQ-CARE diharapkan menjadi pedoman bagi semua stakeholder kesehatan mulai dari Pusat sampai dengan daerah untuk mulai menyiapkan komponen-komponen yang diperlukan guna mencapai hasil yang diharapkan dengan memastikan tersedianya faktor pendukung, memastikan proses integrasi, serta ketersediaan faktor mulai dari kesamaan visi, misi, dan komitmen dari pemangku kepentingan; integrasi data dan informasi untuk pengambilan keputusan; serta integrasi sistem kesehatan sangat berperan vital dalam menjamin proses integrasi dapat berjalan dengan lancar.

Lebih lanjut dr. Hanevi juga menjelaskan mengenai pentingnya dukungan dari sistem untuk mendukung terciptanya integrasi pelayanan kesehatan dimulai dari regulasi, pembiayaan, tata kelola, dll. Pemateri berikutnya disampaikan oleh Eva Tirtabayu Hasri, S.Kep. MPH mengenai Integrasi Fasyankes Primer yang dapat dilakukan dengan berbagai cara yakni melalui nota kesepahaman/MoU, perjanjian kerjasama, penandatanganan komitmen pelayanan, surat keputusan dsb untuk memperkuat integrasi. Serta melakukan kolaborasi interprofesi dimana profesi profesional kesehatan termasuk dokter, perawat, bidan, sanitarian, tenaga gizi, laboratorium, apoteker; dan non-profesional kesehatan termasuk kader, relawan, pekerja sosial; memberikan pelayanan kesehatan dengan pembagian tugas dan tanggung jawab yang jelas.

Selanjutnya materi disampaikan oleh Andriani Yulianti, SE, MPH mengenai “Integrasi kolaborasi interprofesional dan Integrasi pelayanan kesehatan dengan konsep care pathways” yang menjelaskan mengenai detail intervensi pelayanan kesehatan mulai dari preventif, promotif, kuratif, rehabilitatif, sampai dengan paliatif yang diberikan oleh tim multidisciplinary dari berbagai FKTP dalam suatu wilayah tertentu. Dalam penyusunan care pathway dapat dilakukan mulai dari mengumpulkan bukti dalam bentuk guideline/SOP/panduan klinis serta non-klinis yang terbukti mampu untuk mengatasi permasalahan kesehatan prioritas yang akan dibuatkan care pathwaynya. Kemudian, dibuatkan alurnya dalam bentuk diagram alur mulai dari aspek preventif/promotif sampai dengan rehabilitatif dan paliatif.

Sebelum menutup kegiatan, perwakilan 2 provinsi diberikan kesempatan untuk menyampaikan kesiapan daerah dalam melaksanakan integrasi pelayanan kesehatan di FKTP oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Madiun dan Kota Pekanbaru, dan diakhiri dengan Penyusunan Rencana Tindak Lanjut oleh Ketua Tim Kerja Transformasi Pelayanan Kesehatan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer.

Reporter: Andriani Yulianti (Peneliti Divisi Mutu, PKMK FK KMK UGM)