Learn, Connect, Growth | Tingkatkan Mutu Pelayanan Kesehatan Indonesia

Berita CoP (Community of Practice)

Peningkatan Mutu Audit Maternal Perinatal


Salah satu upaya yang dilakukan untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan ibu dan anak yakni dengan pelaksanaan Audit Maternal Neonatal (AMP), sebuah program yang dirancang oleh kementerian kesehatan untuk mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi. Seperti halnya program lainnya, pelaksanaan AMP tidak jarang mengalami kendala dalam pelaksanaannya.

Selengkapnya

Pelaksanaan Audit Maternal Perinatal Efektif Dengan 10 Langkah Mamuju

Mamuju, Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan (PKMK), FK – KMK UGM bekerjasama dengan Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat menyelenggarakan Training Of Trainer (TOT) Pelaksanaan Audit Maternal Perinatal (AMP) efektif dengan 10 langkah. Kegiatan dilaksanakan selama 2 hari di Hotel Lukes Mamuju. Kegiatan difasilitasi oleh Tim Konsultan Manajemen Kesehatan Ibu dan Anak yakni Dr. dr Hanevi Djasri MARS, FISQua dan Andriani Yulianti, MPH.

Selengkapnya

Peningkatan Mutu Audit Maternal Perinatal

Salah satu upaya yang dilakukan untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan ibu dan anak yakni dengan pelaksanaan Audit Maternal Neonatal (AMP), sebuah program yang dirancang oleh kementerian kesehatan untuk mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi. Seperti halnya program lainnya, pelaksanaan AMP tidak jarang mengalami kendala dalam pelaksanaannya. Pedoman AMP kementerian kesehatan sudah cukup lengkap membahas mengenai proses pelaksanaan AMP, namun sayangnya di tatanan pelaksana masih terdapat beberapa hal teknis yang belum tercakup didalam pedoman tersebut sehingga menimbulkan kebingungan pada saat pelaksanaan kegiatan. Penyelenggaraan AMP yang telah berlangsung selama ini lebih banyak dianggap sebagai forum investigasi dan bersifat menghakimi sehingga kerjasama pihak yang terkait tidak optimal dan tujuan utama auditpun tidak dapat tercapai, bahkan permasalahan terkait minimnya pendanaan yang dianggarkan dalam pelaksanaan AMP ikut menjadi penyebab tidak optimalnya. (AMP efektif dengan 10 langkah; 2015).

Sebuah kajian mengenai AMP yang dilakukan di NTT (Kab TTS, Manggarai Barat dan Sumba Timur) telah menganalisa faktor teknis yang mempengaruhhi pelaksanaan AMP baik dari sisi Man, Money, Materi, Methode dan Machine sehingga menghasilkaan tahapan sederhana yang terdiri dari 10 langkah untuk menyederhanakan pemahaman tentang Audit Maternal Perinatal menggunakan prinsip surveillance respons KIA yakni; 1) Pembentukan tim AMP tingkat Kabupaten, 2) Pengisian form otopsi verbal dan rekam medis, 3) Pengkajian kasus (Identifikasi masalah, Penggalian akar masalah, Analisa data), 4) Penyusunan draft rekomendasi (Pengelompokan rekomendasi, Menyusun skala prioritas, Menyusun program dan anggaran kegiatan, Menyusun rencana tindak lanjut), 5) Penyusunan rekomendasi akhir yang operasional dengan melibatkan lintas sektor, 6) Sosialisasi rekomendasi kepada seluruh stake holder, 7) Monitoring respon terhadap rekomendasi (Respon segera& Respon terencana), 8) Pelaksanaan kegiatan atau operasionalisasi program, 9) Monitoring dan evaluasi kegiatan, 10) Evaluasi outcome dalam bentuk penurunan jumlah kematian maternal dan neonatal. (AMP efektif dengan 10 langkah; 2015).

Dalam pelaksanaannya langkah 1 s/d 4 merupakan ranah dari tim AMP kabupaten yang telah terbentuk, lalu langkah 5 s/d 10 merupakan wilayah kerja dari para pemangku kebijakan inti didaerah yakni Bupati, Sekda, hingga DPRD dengan leading sektor dinas kesehatan. Kemudian peranan klinisi sangat diperlukan dalam langkah ke 4 dan 5 dimana mereka berfungsi untuk menentukan akar masalah hingga penyusunan rekomendasi yang operasional untuk perbaikan pelayanan. (AMP efektif dengan 10 langkah; 2015)

Terdapat pula penelitian mengenai Mutu AMP yang dilakukan di Tanzania mengenai “Factors for change in maternal and perinatal audit systems in Dar es Salaam hospitals” ketahui bahwa pelaksanaan AMP yang efektif dapat meningkatkan kualitas perawatan dan mengurangi hasil yang buruk dalam perawatan. Studi ini dilakukan dengan cara menilai struktur, proses dan impacts dari pelaksanaan audit maternal perinatal dalam praktek klinis. Data diambil dengan menggunakan komponen-komponen model audit yang ideal untuk menilai komposisi, waktu dan frekuensi pertemuan audit, pemilihan kasus, pemberian umpan balik, penyebaran rekomendasi, pencatatan, analisis hasil dan penggunaan rekomendasi audit untuk perencanaan dan penganggaran untuk kelembagaan.

Hasil penelitian menemukan bahwa Struktur komite audit yakni Manajer kesehatan hanya terlibat dalam komite audit di beberapa rumah sakit saja. Proses audit yang dilakukan yakni rapat pembahasan kasus sudah dilakukan dalam 24 jam pertama setelah kematian namun hanya terjadi pada 1 RS dari 4 RS yang diteliti. Tidak ada catatan tentang poin-poin keputusan utama atau rencana aksi di fasilitas manapun di mana sistem audit tersebut ada untuk membantu anggota komite melacak pelaksanaan rekomendasi yang diberikan dalam pertemuan sebelumnya. Laporan audit tidak pernah dianalisis. Laporan audit di rumah sakit swasta tidak pernah disebarluaskan di manapun di luar rumah sakit mereka. Meskipun demikian rekomendasi audit sudah digunakan untuk perencanaan dan penganggaran rumah sakit untuk peningkatan perawatan ibu di semua fasilitas di mana sistem itu ada. Hasil audit didapatkan bahwa dari kematian yang ada dikaitkan dengan perawatan di bawah standar di fasilitas dan dinilai terkait dengan 3 keterlambatan dalam menerima perawatan atau perawatan di bawah standar, keterlambatan dalam mencapai perawatan) dan keterlambatan mengambil keputusan untuk mencari perawatan.

Beberapa poin-poin yang dihasikan dalam penelitian tersebut yakni terkait dengan proses audit dengan tidak adanya rekaman poin-poin keputusan utama, rekomendasi dan rencana aksi, serta kurangnya analisis berkala atas laporan audit di salah satu fasilitas di mana audit dilaporkan ada, menunjukkan dokumentasi yang buruk dan sistem manajemen informasi yang buruk. Sedangkan secara umum, rencana aksi dapat membantu anggota komite untuk melacak implementasi rekomendasi yang diberikan dalam pertemuan sebelumnya. Biasanya, analisis sistem audit direkomendasikan untuk di evaluasi triwulanan hingga enam bulanan. Kemudian kurangnya dokumentasi pada diskusi kematian ibu di rumah sakit menunjukkan kurangnya hubungan dengan otoritas pembuat kebijakan secara keseluruhan sedangkan informasi tersebut penting sangat penting sebagai dasar pengambilan keputusan dan pembuatan kebijakan.

Pentingnya melakukan proses AMP yang bermutu agar tidak terjadi kematian yang berulang dengan penyebab yang sama sehingga penting mengetahui apa saja rekomendasi yang dihasilkan agar tidak menjadi sebatas dokumen semata, yang hanya dipergunakan sebagai pelengkap pertanggungjawaban anggaran, kemudian memastikan apakah rekomendasi dapat meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan, dan apakah rekomendasi diimplementasikan dengan baik serta pastikan apakah semua rekomendasi yang sudah diprioritaskan mendapatkan dukungan pendanaan dari pengambilan keputusan dan pembuat kebijakan.

Andriani Yulianti, MPH

Referensi:

  • Modul Pelaksanaan Audit Maternal Perinatal (AMP) efektif dengan 10 langkah, 2015
  • Nyamtema et al, Factors for change in maternal and perinatal audit systems in Dar es Salaam hospitals, Tanzania, BMC Pregnancy and Childbirth, Published: 3 June 2010