Learn, Connect, Growth | Tingkatkan Mutu Pelayanan Kesehatan Indonesia

Full pages

Diselenggarakan Oleh Indonesia Healthcare Quality Network (IHQN)
Bekerjasama dengan Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan, FK-KMK UGM dan Fakultas Kedokteran Universitas Mataram

  Pengantar

Indonesia telah menghadapi berbagai tantangan global di bidang kesehatan dan hingga saat ini terus berupaya untuk meningkatkan resiliensinya dalam menghadapi tantangan tersebut, diantaranya dalam penanganan pandemi COVID-19, peningkatan infrastruktur kesehatan, penanggulangan penyakit menular, penyediaan layanan kesehatan yang merata, hingga kolaborasi Internasional yakni pemeirntah Indonesia bekerja sama dengan negara-negara lain, bersama mitra pembangunan, dan lembaga penelitian dalam upaya menyelesaikan tantangan global di bidang kesehatan.

Mutu layanan kesehatan memainkan peran penting dalam menghadapi tantangan tersebut , termasuk diantaranya peningkatan aksesibilitas melalui sistem kesehatan yang tangguh dan harus mampu memberikan aksesibilitas yang lebih baik bagi semua orang, terutama kelompok rentan, termasuk akses yang mudah terhadap fasilitas kesehatan, tenaga medis yang terlatih, dan obat-obatan yang diperlukan. Termasuk diantaranya peningkatan kualitas pelayanan melalui pendidikan dan pelatihan tenaga medis, peningkatan infrastruktur fasilitas kesehatan, serta penggunaan teknologi medis yang mutakhir, pencegahan dan promosi kesehatan, kapasitas yang cukup untuk menghadapi kejadian darurat kesehatan, Kolaborasi yang erat antara berbagai pemangku kepentingan akan memperkuat resiliensi sistem kesehatan dan memungkinkan pertukaran pengetahuan dan sumber daya yang lebih efektif, penggunaan teknologi serta Investasi pembiayaan yang cukup dalam sistem kesehatan.

Untuk melihat bagaimana resiliensi indonesia menyelesaikan tantangan global bidang kesehatan mengedepankan mutu dan keselamatan pasien. Oleh karena itu, forum ini dikembangkan dalam kemitraan erat dengan mitra strategis daerah, bertujuan untuk mempertemukan para profesional kesehatan yang memiliki perhatian dan semangat untuk meningkatkan mutu dan keselamatan pelayanan kesehatan mempelajari praktik-praktik terbaik terutama pengalaman dalam meningkatkan mutu layanan Kesehatan.

  Peserta

  • Pengelola sarana pelayanan kesehatan: Direktur/Manajer RS, Kepala Puskesmas, Pimpinan Balai Kesehatan, dan Pimpinan klinik dan sarana pelayanan kesehatan lainnya
  • Tenaga kesehatan dan non kesehatan: Dokter spesialis, dokter umum, dokter gigi, perawat, bidan, apoteker, gizi, penunjang medik, dsb
  • Regulator: Kementerian Kesehatan, Dinas Kesehatan, Dinas Peternakan, Organisasi profesi (IDI, PPNI, IBI, dsb), lembaga asuransi/pembiayaan kesehatan (BPJS Kesehatan, Jamkesda, Asuransi Kesehatan Swasta), lembaga sertifikasi/akreditasi (KARS, KALK, ISO, MenPAN, Badan Mutu, dsb), LSM bidang kesehatan dan sebagainya
  • Mahasiswa: S1, S2, Pendidikan dokter spesialis, S3
  • Pemerhati mutu pelayanan kesehatan: Perguruan tinggi, Peneliti, Konsultan

  Pre-Forum

Diselenggarakan 8 Agustus 2023 , Pukul; 09:00 - 15:00 WITA

No. Pelatihan  
1 Pelatihan Lean management di Fasilitas Pelayanan Kesehatan AGENDA
2 Kegiatan Sosialisasi Kode ICD-10 Pelengkap Algoritma Penyakit yang Dipantau dalam Program Kewaspadaan Dini dan Respons Penyakit Infeksi Berpotensi Wabah bagi Dokter dan Petugas Surveilans di Puskesmas Wilayah Provinsi Nusa Tenggara Barat AGENDA  Reportase

 

  Agenda Forum Mutu

Diselenggarakan pada 9 - 10 Agustus 2023
di Auditorium Fakultas Kedokteran Universitas Mataram (Unram), Kota Mataram Pulau Lombok

9 Agustus 2023

  Waktu   Agenda
08:00-08:30 wita Registrasi
08:30-08:40 wita Pembukaan
Tari Pembukaan: Sanggar Lonto Engal
08:40-09:00 wita Pembukaan Forum Mutu IHQN XVII
oleh Dr. dr. Hanevi Djasri, FISQua, MARS (Ketua IHQN)
09:00-09:30 wita

Keynote I: Mutu Pelayanan Kesehatan dalam Undang Undang Kesehatan 2023.
Pembicara: Prof. dr. Adi Utarini MSc, PhD (Guru besar FKKMK UGM)

Materi  Reportase

09:30-10:00 wita

Keynote II: pendekatan one health: konsep dan penerapannya pada kasus outbreak rabies di NTT, hasil analisis kebijakan.

Pembicara: dr. Imran Pambudi, M.P.H.M (Direktur Direktorat P2PM KemenKes)

Materi  Reportase

10:00-10:15 wita Coffe break
 Pleno I: Memastikan manfaat akreditasi dalam peningkatan mutu dan efisiensi biaya
Moderator: dr. H. Nanang widodo, Sp.B,MS.,MPH, FINACS
10:15-10:35 wita

Pleno 1: Berbagai bukti peningkatan mutu pelayanan kesehatan di RS setelah lulus akreditasi: fakta dari RS Siloam Group
Pembicara: Dr. Danny Widjaja, MM, FISQua (Direksi RS Siloam Group)

Materi  Reportase

10:35-10:45 wita

Pleno 2: Berbagai bukti efesiensi biaya pelayanan kesehatan di puskesmas setelah lulus akreditasi.
Pembicara: dr. ID. G. Ngurah Agung (Puskesmas Narmada)

Materi  Reportase

10:45-11:05 wita

Pleno 3: Akreditasi tidak meningkatkan mutu dan keselamatan pasien: hasil berbagai penelitian – Bagaimana cara menghindarinya
Pembicara: Dr. dr. Viera Wardhani, MKes (FK Universitas Brawijaya)

Materi  Reportase

11:05-12:00 wita Diskusi
12:00-13:30 wita Lunch Break
 Pleno II: Peran NGO dalam SDG’s di Indonesia
Moderator: Muhammad Hardhantyo, MD, MPH, Ph.D
13:30-13:50 wita

Pleno 4: JICA's Efforts for Health
Pembicara: Kenji Okamura (Senior Representative JICA)

Materi  Reportase

13:50-14:10 wita

Pleno 5: Evidence based berbagai Proyek USAID menurunkan AKI dan AKB di Indonesia
Pembicara: dr. Dwirani Amelia, Sp.OG

Materi  Reportase

14:10-14:30 wita

Pleno 6: Menjamin kualitas fasilitas air dan sanitasi di fasilitas kesehatan: pengalaman penggunaan instrument WASH Fit di Sumbawa, NTB
Pembicara: Stevie Ardianto Nappoe, SKM, MPH (PLAN Indonesia)

Materi  Reportase

14:30-15:00 wita Diskusi dan Penutupan Reportase
15:00-17.00 wita Program sosial*

 

 

  

   Kontak Person

Maria Lelyana / 082134116190 
email This email address is being protected from spambots. You need JavaScript enabled to view it. 

Sekretariat IHQN

Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan
Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan keperawatan
Universitas Gadjah Mada
Gedung Litbang FK-KMK Jl. Medika Yogyakarta 55281

 

 

 

 

 

 

Kerjasama antara:
Indonesia Health Care Quality Network (IHQN),
Prodi Manajemen Rumah Sakit (MMR) FK-KMK UGM dan
Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan (PKMK) FK-KMK UGM

  Pengantar

Mutu Pelayanan kesehatan merupakan hak dari setiap warga masyarakat. Meski saat ini masyarakat di Indonesia secara umum kini lebih sehat dan hidup lebih lama dibandingkan sebelumnya, namun pelayanan berkualitas rendah masih menyebabkan kematian yang dapat dicegah dan kesenjangan yang tidak dapat diterima. Upaya memastikan dan meningkatkan mutu mengadapi tantangan dalam hal pembiayaan, tenaga kerja, dan infrastruktur layanan kesehatan, serta tantangan global yang saling tumpang tindih seperti pandemi dan perubahan iklim. Tantangan tersebut membutuhkan dukungan kepemimpinan yang konsisten dan lingkungan yang mendorong keterlibatan semua aktor dalam perbaikan berkelanjutan dan menstimulasi budaya inovasi.

Kepemimpinan mempunyai peran penting dalam menetapkan visi, nilai-nilai, dan prioritas yang mendorong upaya untuk meningkatkan mutu layanan. Kepemimpinan harus konsisten dan melampaui berbagai pernyataan politik, perlu menetapkan kebijakan dan strategi manajemen mutu nasional yang jelas dan kuat dan dapat mendorong berbagai program kesehatan dan pemangku kepentingan berpartisipasi untuk bersama-sama menciptakan dan menerapkan solusi berbasis kualitas, menunjukkan akuntabilitas atas hasil, dan meningkatkan praktik terbaik dan inovasi.

Lingkungan yang mendukung mutu dapat mendorong dan memperkuat kapasitas tenaga kesehatan untuk memberikan layanan berkualitas. Pelatihan dan pengembangan profesional berkelanjutan, kerja tim, dan budaya pembelajaran, serta akuntabilitas memungkinkan penyedia layanan kesehatan menerima perubahan demi mutu. Lingkungan yang mendukung mutu juga menciptakan ruang untuk melibatkan dan memaksimalkan kontribusi pemangku kepentingan termasuk keterlibatan masyarakat.

Namun, perubahan cepat dalam komunikasi dan berbagi informasi yang disebabkan oleh teknologi dan media sosial sangat mengubah ekspektasi pengguna terhadap mutu dan penggunaan layanan. Masa depan kualitas akan ditentukan oleh suara masyarakat yang disampaikan melalui platform yang tidak dipimpin atau dikelola oleh penyedia layanan kesehatan, sehingga kemampuan sistem dan penyedia layanan kesehatan untuk memberikan layanan berkualitas akan ditentukan oleh kemampuan mereka untuk mendengarkan harapan dan kebutuhan masyarakat, serta kemampuan untuk menunjukkan akuntabilitas, berbagi informasi yang benar, dan memperbaiki kesalahpahaman yang melemahkan kepercayaan publik.

Pembelajaran dan inovasi yang disesuaikan dengan kebutuhan dan konteks di tingkat nasional akan merangsang dan mendukung perbaikan berkelanjutan di seluruh sistem layanan kesehatan. Untuk itu diperlukan penelitian dan pengembangan yang proaktif dalam mengidentifikasi inovasi paling efektif untuk memberikan layanan bermutu di Indonesia.

Forum Nasional Mutu Pelayanan Kesehatan tahun 2024 ini akan membahas berbagai hal tersebut: Kepemimpinan; Lingkungan yang Mendukung; Pengelolaan Teknologi Komunikasi dan Media Sosial; Pembelajaran dan Inovasi Nasional untuk Mutu Pelayanan Kesehatan

 Kompetensi

Setelah mengikuti seminar nasional “Forum Nasional Mutu Pelayanan Kesehatan ke-20”, peserta mempunyai pengetahuan tentang:

  1. Analisa Kepemimpinan Nasional dalam Meningkatkan Mutu Pelayanan Kesehatan: Studi Kasus Transformasi Pelayanan Kesehatan Kemenkes RI
  2. Terobosan Pimpinan RS dalam Perencanaan Mutu Pelayanan Kesehatan: Pengalaman Bali International Hospital
  3. Membangun Peran Serta Stakeholders dalam Peningkatan Mutu: Penerapan Integrasi Layanan Primer (ILP) dan Penguatan Layanan Kesehatan Rujukan Menuju Indonesia Maju di Provinsi Bali
  4. Pelatihan dan Pengembangan Profesional Berkelanjutan dalam Bidang Mutu Pelayanan Kesehatan: Dukungan Plataran Sehat, Platform Pembelajaran Digital
  5. Trik Jitu Menghadapi Pemberitaan di Media Sosial tentang Mutu Pelayanan Kesehatan di RS, Puskesmas, atau Klinik: Berbagai contoh Berita Viral dan Cara Mengatasinya
  6. Pembelajaran dan Inovasi Mutu Pelayanan Kesehatan: Penerapan Digitalisasi Manajemen Risiko di RSUP Prof. Ngoerah

  Sasaran Peserta

  1. Regulator Pelayanan Kesehatan: Pimpinan dan Staf Kementerian Kesehatan, Dinas Kesehatan Provinsi/Kabupaten/Kota, BPJS Kesahatan,
  2. Manajerial/Pimpinan Fasilitas Pelayanan Kesehatan: Direktur RS, Kepala Bidang/Bagian/Komite/Unit/Instalasi di RS, Kepala Puskesmas, Kepala Klinik, dan pimpinan serta staf lainnya
  3. Tenaga Kesehatan: tenaga Dokter, Dokter Gigi, Tenaga Kefarmasian, Perawat, Bidan, Nutrisionis, Sanitasian, Promosi Kesehatan, dan Ahli Teknik Laboratorium Medis (ATLM).
  4. Organisasi Profesi: Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Ikatan Apoteker Indonesia (IAI), Ikatan Ahli Kesehatan Masyarkat Indonesia (IAKMI), Ikatan Bidan Indonesia (IBI), Perhimpunan Radiografer Indonesia (PARI), Persatuan Ahli Teknologi Laboratorium Medik Indonesia (PATELKI), Perhimpunan Dokter Keluarga Indonesia (PDKI), Persatuan Ahli Gizi Indonesia (PERSAGI), Perhimpunan Profesi Perekam Medis dan Informasi Kesehatan Indonesia (PORMIKI), Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI), Perkumpulan Promotor dan Pendidik Kesehatan Masyarakat Indonesia (PPPKMI).
  5. Asosiasi Kesehatan: PERSI, ARSADA, ADINKES, dan lainnya.
  6. Lembaga Akreditasi: LAPRIDA, ASKIN, LAPKLIN, KMKP, LMN, LPAPKP, LAFI, LAFKI, LAMFI, LAI SBN, LAFKESPRI, LASKESI, KAKP, KARS, LAM-KPRS, LAFKI, Lembaga Akreditasi Rumah Sakit Damar Husada Paripurna, LARS, LARSI.
  7. Dosen dan peneliti.

 Manfaat

Forum Mutu Nasional menyediakan platform bagi rekan-rekan yang berpikiran sama untuk berjejaring, berbagi ide dan mendorong inovasi untuk meningkatkan dan mendukung layanan kesehatan yang bermutu di Indonesia.

  1. Membangun jejaring
  2. Meningkatkan pengetahuan dan inovasi tentang mutu pelayanan kesehatan

 Agenda

Waktu Materi Narasumber/Moderator
08.00-09.00 Registrasi Peserta
09.00-09.15

Pembukaan
Lagu Indonesia Raya
Tarian Penyambut

Master of Ceremony
09.15-09.30 Sambutan Dr. dr. Hanevi Djasri, MARS, FISQua
(Ketua IHQN)
09:30-10:10

Analisa Kepemimpinan Nasional dalam Meningkatkan Mutu Pelayanan Kesehatan: Studi Kasus Transformasi Pelayanan Kesehatan Kemenkes RI

Prof. dr. Adi Utarini MSc, PhD
(Guru Besar FKKMK UGM)
10:10-10:50

Terobosan Pimpinan RS dalam Perencanaan Mutu Pelayanan Kesehatan: Pengalaman Bali International Hospital

drg. Mira Dyah Wahyuni, MARS
(Direktur Utama PT Pertamina Bina Medika IHC)
10:50-11:30

Membangun Peran Serta Stakeholders dalam Peningkatan Mutu: Penerapan Integrasi Layanan Primer (ILP) dan Penguatan Layanan Kesehatan Rujukan Menuju Indonesia Maju di Provinsi Bali

Dr. dr. I Nyoman Gede Anom, M.Kes
(Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali)
11:30-12:00 Diskusi dan tanya jawab Moderator: dr. Novika Handayani
12:00-13:00 Istirahat Siang  
13:00-13:40

Pelatihan dan Pengembangan Profesional Berkelanjutan dalam Bidang Mutu Pelayanan Kesehatan: Dukungan Plataran Sehat, Platform Pembelajaran Digital

Lupi Trilaksono, SF, MM, Apt
(Direktur Peningkatan Mutu Tenaga Kesehatan, Kementerian Kesehatan RI)
13:40-14:20

Trik Jitu Menghadapi Pemberitaan di Media Sosial tentang Mutu Pelayanan Kesehatan di RS, Puskesmas, atau Klinik: Berbagai contoh Berita Viral dan Cara Mengatasinya

Anjari Umarjianto, S.Kom, SH, MARS
(Ketua Umum Perhimpunan Humas Rumah Sakit Indonesia)
14:20-15:00

Pembelajaran dan Inovasi Mutu Pelayanan Kesehatan: Penerapan Digitalisasi Manajemen Risiko di RSUP Prof. Ngoerah

dr. I Wayan Sudana, M.Kes
(Direktur Utama RSUP Prof. Ngoerah)
15:00-15:30 Diskusi dan tanya jawab Moderator: Eva Tirtabayu Hasri, S.Kep, MPH
15.30-16.00 Penutup Dr. dr. Hanevi Djasri MARS, FISQua
(Ketua IHQN)

 

   Kontak Person

Rizky Adinda (+62 858-7888-0380)

 

 

 

 

 

 

 

 

logo zo

Pelatihan untuk Pelatih Pelatihan Penanggulangan Zoonosis dengan Pendekatan One Health bagi Pengelola Program Zoonosis di Provinsi/Kabupaten/Kota

  LATAR BELAKANG

Zoonosis merupakan penyakit atau infeksi yang disebabkan oleh semua tipe agen penyakit (bakteri, parasit, jamur, virus dan agen penyakit lainnya) ditularkan dari hewan ke manusia atau sebaliknya. Zoonosis merupakan bagian dari beberapa penyakit Emerging Infectious Diseases (EID), yaitu penyakit yang dapat disebabkan oleh virus, bakteri atau parasit, yang muncul dan menyerang suatu populasi untuk pertama kalinya, atau penyakit lama yang muncul kembali (re-emerging) namun meningkat dengan sangat cepat, baik dalam jumlah kasus baru di dalam suatu populasi atau penyebarannya ke daerah geografis yang baru. Selama tiga dekade terakhir, telah muncul lebih dari 30 penyakit infeksi emerging dimana sekitar 75% berasal dari zoonosis (Jones KE, Patel N, Levy M, et al., 2008). Untuk menghadapi tantangan dalam penanggulangan zoonosis, khususnya dalam kesiapsiagaan dan kewaspadaan dini memerlukan kerjasama multisektor yang kuat dan berkesinambungan dengan pendekatan One Health.

Pengertian One Health adalah pendekatan komunikasi, kolaboratif, koordinasi multi sektor dan transdisipliner - bekerja di tingkat lokal, regional, nasional, dan global - dengan tujuan mencapai hasil kesehatan yang optimal dengan mengenali interkoneksi antar manusia, hewan, tumbuhan, dan lingkungan bersama. Sehubungan dengan hal ini, dipandang perlu untuk meningkatkan kemampuan sumber daya manusia dari sektor kesehatan masyarakat, kesehatan hewan dan satwa liar terutama dalam melakukan komunikasi, koordinasi dan kolaborasi di lapangan untuk penanggulangan zoonosis dengan pelatihan penanggulangan zoonosis dengan pendekatan one health untuk pengelola program zoonosis di provinsi/kabupaten/kota. Oleh karena itu disusun kerangka acuan pelatihan penanggulangan zoonosis dengan pendekatan one health bagi pengelola program zoonosis di provinsi/kabupaten/kota. Kerangka acuan ini disusun sebagai acuan dan pedoman dalam pelaksanaan pelatihan ini.

  TUJUAN

Setelah mengikuti pelatihan ini, peserta mampu melakukan penanggulangan zoonosis dengan pendekatan One Health di provinsi/kabupaten/kota sesuai ketentuan yang berlaku.

  WAKTU PENYELENGGARAAN

Penyelenggaraan dilakukan secara 2 tahap:

  1. Tahap 1 (daring)
    • Waktu: 6 hari daring dilaksanakan pada tanggal 13-18 Juni 2022
    • Tempat Penyelenggaraan: Instansi masing-masing peserta
  2. Tahap 2 (luring) yaitu penugasan dan praktik lapangan
    • Waktu: 6 hari tanggal 20-25 Juni
    • Tempat Penyelenggaraan: Bapelkes Yogyakarta dan untuk PKL dilaksanakan di Desa Giri Mulyo
  PESERTA

1. Kriteria: Kriteria umum: tersedia jaringan internet di tempat

Kriteria peserta dari Dinas Kesehatan Provinsi/Kabupaten/Kota

  1. Pengelola Program Zoonosis
  2. Pendidikan minimal S1 Kesehatan
  3. Diutamakan ASN
  4. Surat dari atasan bahwa setelah mengikuti pelatihan yang bersangkutan akan tetap bekerja sebagai pengelola program zoonosis minimal 2 (dua) tahun
  5. Peserta mengikuti pelatihan sampai selesai

Kriteria peserta dari Dinas yang Membidangi Kesehatan Hewan

  1. Petugas yang menangani bidang kesehatan hewan atau kesehatan masyarakat veteriner
  2. Pendidikan minimal S1 Kesehatan Hewan/Peternakan
  3. Diutamakan ASN
  4. Surat dari atasan bahwa setelah mengikuti pelatihan yang bersangkutan akan tetap bekerja dibidang kesehatan hewan atau kesehatan masyarakat veteriner minimal 2 (dua) tahun
  5. Peserta mengikuti pelatihan sampai selesai

Kriteria peserta dari Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan

  1. Pengendali Ekosistem Hutan atau Polisi Hutan atau Penyuluh Kehutanan atau Pengelola Kegiatan Terkait Satwa
  2. Pendidikan minimal S1 Kesehatan Hewan/Kehutanan/Peternakan
  3. Diutamakan ASN
  4. Surat dari atasan bahwa setelah mengikuti pelatihan yang bersangkutan akan tetap bekerja dibidang pengelola ekosistem hutan atau polisi hutan atau penyuluh kehutanan atau pengelola kegiatan terkait satwa minimal 2 (dua) tahun
  5. Peserta mengikuti pelatihan sampai selesai

2. Jumlah

Jumlah peserta dalam tiap angkatan 30 orang

  KURIKULUM & MODUL

Kurikulum    Modul

  METODE

Pelatihan Penanggulangan Zoonosis Dengan Pendekatan One Health Bagi Pengelola Program Zoonosis Di Provinsi/Kabupaten/Kota ini dilakukan dengan metode blended learning yaitu daring yang dilaksanakan di tempat kerja masing-masing peserta dan luring/klasikal di tempat penyelenggaraan/lokasi praktek lapangan.

Metode Daring menggunakan Zoom meeting/Breakout Room yaitu:

  1. Ceramah Tanya Jawab
  2. Diskusi
  3. Penugasan
  4. Presentasi

Metode Luring dilaksanakan di kelas secara klasikal yaitu:

  1. Diskusi
  2. Penugasan
  3. Presentasi
  4. Praktek Lapangan
  JADWAL DAN STRUKTUR PROGRAM

TAHAP ONLINE

TAHAP ONLINE
HARI/TGL/JAM MATERI T P PL
SM Klasikal SM Klasikal Klasikal
Senin/13 Juni
08.00 - 08.45 Pretest
08.45 - 09.30 BLC 1
09.30 - 10.15 Pembukaan
10.15 - 10.30 Coffe break
10.30 - 12.00 Pendekatan One Health 2
12.00 - 13.00 ISHOMA
13.00 - 13.45 Kebijakan Penanggulangan Zoonosis pada Satwa Liar 1
13.45 - 14.30 Kebijakan Penanggulangan Zoonosis pada Hewan 1
14.30 - 15.15 Kebijakan Penanggulangan Zoonosis pada Manusia 1
Selasa/14 Juni
08.15 - 08.30 Refleksi
08.30 - 10.00 Epidemiologi Zoonosis 2
10.00 - 10.15 Coffe break
10.15 - 11.45 Epidemiologi Zoonosis 2
11.45 - 13.00 ISHOMA
13.00 - 15.15 Anti Korupsi 3
Rabu/15 Juni
08.15 - 08.30 Refleksi
08.30 - 10.00 Surveilans Epidemiologi Zoonosis dengan Pendekatan One Health 2
10.00 - 10.15 Istirahat
10.15 - 11.45 Surveilans Epidemiologi Zoonosis dengan Pendekatan One Health 2
11.45 - 13.00 ISHOMA
13.00 - 14.30 Surveilans Epidemiologi Zoonosis dengan Pendekatan One Health 2
Kamis/16 Juni
08.15 - 08.30 Refleksi
08.30 - 10.00 Investigasi KLB/Wabah Zoonosis dengan Pendekatan One Health 2
10.00 - 10.15 Istirahat
10.15 - 11.00 Investigasi KLB/Wabah Zoonosis dengan Pendekatan One Health 1
11.00 - 11.45 Penilaian Risiko Bersama dengan Menggunakan Joint Risk Assessment (JRA) Tool 1
11.45 - 13.00 ISHOMA
13.00 - 13.45 Penilaian Risiko Bersama dengan Menggunakan Joint Risk Assessment (JRA) Tool 1
Jumat/17 Juni
08.15 - 08.30 Refleksi
08.30 - 10.00 Komunikasi Risiko dalam Penanggulangan Zoonosis dengan Pendekatan One Health 2
10.00 - 10.15 Istirahat
10.15 - 11.00 Komunikasi Risiko dalam Penanggulangan Zoonosis dengan Pendekatan One Health 1
11.00 - 13.00 ISHOMA
13.00 - 14.30 Komunikasi Risiko dalam Penanggulangan Zoonosis dengan Pendekatan One Health 2
14.30-15.15 Penyusunan Rencana Kegiatan Penguatan Sistem One Health 1
15.15 - 15.30 Coffe break
15.30 - 16.15 Penyusunan Rencana Kegiatan Penguatan Sistem One Health 1
Sabtu/18 Juni
07.45 - 08.00 Refleksi
08.00 - 10.15 Teknik Melatih 3
10.15 - 10.30 Istirahat
10.30 - 12.00 Teknik Melatih 2
12.00 - 13.00 Ishoma
13.00 - 13.45 Pengarahan kelas klasikal

 

Keterangan:

  • T: Teori; P: Penugasan/Praktik; PL: Praktik Lapangan
  • SM: Sinkronus Maya (Pembelajaran langsung secara virtual/maya)
  • PL: Praktik Lapangan (Praktek lapangan di suatu lokasi yang diselenggarakan oleh penyelenggara)
  • AK: Asinkronus Kolaboratif (Penugasan yang dilakukan secara online)
  • KLS: Kelas (pembelajaran dilakukan di kelas)
  EVALUASI

Evaluasi terdiri dari:

  1. Evaluasi Peserta, Evaluasi ini dilakukan terhadap peserta melalui:
    • Penjajagan awal/pre-test.
    • Pemahaman peserta terhadap materi yang telah diterima (post-test)
    • Penilaian hasil penugasan di kelas
    • Penilaian hasil penugasan praktek lapangan.
  2. Evaluasi Pelatih/ Fasilitator
    Evaluasi ini dimaksudkan untuk mengetahui seberapa jauh tingkat kepuasan peserta terhadap kemampuan fasilitator dalam menyampaikan materi kepada peserta, meliputi: kemampuan penguasaan materi, pengelolaan kelas, penampilan dan beberapa indikator lain yang dapat mempengaruhi proses pembelajaran.
  3. Evaluasi Penyelenggaraan
    Evaluasi dilakukan oleh peserta terhadap keseluruhan penyelenggaraan pelatihan, baik itu berkenaan dengan administrasi (kesekretariatan panitia), teknis/akademis pelatihan seperti manfaat pelatihan bagi peserta, hingga aspek pelayanan lainnya seperti akomodasi dan konsumsi. Hasil evaluasi ini dapat digunakan untuk menilai efektifitas pelatihan serta menghimpun feedback guna perbaikan pelaksanaan pelatihan di masa mendatang.
  PLATFORM DAN LINK YANG DIGUNAKAN UNTUK PEMBELAJARAN ONLINE

Pembelajaran Online dilakukan melalui Sinkronus Maya menggunakan aplikasi berbasis video conference dan luring di Yogyakarta.

  SUMBER BIAYA

Biaya pelatihan dibebankan pada anggaran pemerintah dan/atau organisasi donor