Learn, Connect, Growth | Tingkatkan Mutu Pelayanan Kesehatan Indonesia

Full pages

Kerangka Acuan Kegiatan

Pertemuan Diseminasi Studi Evaluasi SKDR
melalui Audit Medik dan Studi PSP (Pengetahuan, Sikap dan Perilaku)
di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan Maluku Utara

Program INSPIRASI
(Improving Quality of Disease Preparedness, Surveillance and Response in Indonesia)

Diselenggarakan oleh: PKMK FKKMK UGM Bekerjasama dengan Kemenkes RI dan CDC

  Pendahuluan

Wabah penyakit merupakan peristiwa kesehatan masyarakat yang dapat menimbulkan angka kesakitan dan kematian yang tinggi. Peristiwa ini berdampak pada aspek ekonomi, sosial dan psikologis masyarakat dan dapat menyebar ke seluruh wilayah, provinsi bahkan internasional. Indonesia memiliki beberapa penyakit yang dapat menjadi epidemi, antara lain malaria, demam berdarah, leptospirosis, diare, kolera, difteri, antraks, rabies, campak, batuk rejan,dan penyakit baru. Tanpa pengawasan yang tepat, penyakit-penyakit tersebut dapat menjadi ancaman serius bagi penduduk Indonesia.

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Indonesia dengan pendampingan dari WHO dan Center for Disease Control and Prevention US (CDC US) telah membangun Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon (SKDR) pada tahun 2009. Sistem ini berfungsi untuk mendeteksi potensi wabah penyakit menular melalui laporan mingguan, memicu peringatan atau sinyal peringatan dini jika jumlah kasus penyakit melampaui ambang batas yang ditetapkan. Selain data mingguan, SKDR Indonesia juga menggunakan sistem Surveilans Berbasis Kejadian (Event-Based Surveillance/EBS). EBS melibatkan pelaporan penyakit segera dalam waktu 24 jam setelah kejadian kesehatan masyarakat yang berpotensi menimbulkan keadaan darurat kesehatan masyarakat, dengan memanfaatkan sumber data dari media, masyarakat, dan laporan petugas kesehatan.

Terdapat 24 penyakit infeksi menular yang dilaporkan secara mingguan ke dalam aplikasi SKDR yang didasarkan kepada algoritma yang telah ditetapkan oleh Tim Kerja Surveilans, Direktorat Surveilans dan Karantina Kesehatan, Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Kementerian Kesehatan. Algoritma tersebut dapat dipahami oleh tenaga kesehatan yang memiliki latar belakang klinis, seperti dokter umum. Namun kenyataan di lapangan, petugas pelapor SKDR tidak memiliki latar belakang klinis. Beberapa puskesmas juga menggunakan data rekam medis sebagai acuan pelaporan SKDR, sehingga terdapat standar yang berbeda dalam pelaporan SKDR di lapangan yang akan berpengaruh pada kualitas data SKDR. Data yang berkualitas sangatlah penting dalam menentukan KLB di berbagai tingkatan dan dalam analisis surveilans untuk mencegah terjadinya KLB di masa depan.

PKMK FKKMK UGM bekerja sama dengan CDC Indonesia telah melakukan audit medis serta studi PSP untuk mengevaluasi pelaksanaan SKDR di provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan Maluku Utara. Sebagai langkah selanjutnya adalah perlu adanya diseminasi hasil evaluasi SKDR yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam menyusun rencana tindak lanjut dalam meningkatkan kualitas pelaporan dan data SKDR.

  Tujuan Pertemuan

  1. Memaparkan hasil evaluasi SKDR melalui audit medis dan studi PSP (Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku) di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan maluku Utara
  2. Mendiskusikan tindak lanjut pengembangan kurikulum SKDR

  Peserta Luring

  1. Direktorat Surveilans dan Karantina Kesehatan, Kementerian Kesehatan RI
  2. CDC Country Office of Indonesia
  3. Perhimpunan Ahli Epidemiologi Indonesia (PAEI)
  4. Dinas Kesehatan Daerah Istimewa Yogyakarta
  5. Dinas Kesehatan Provinsi Maluku Utara
  6. Balai Besar Pelatihan Kesehatan Ciloto
  7. South Asia Field Epidemiology and Technology Network (Safety Net)
  8. Japan International Cooperation Agency (JICA)
  9. WHO Representative of Indonesia
  10. PKMK FK-KMK UGM

 Peserta Daring

  1. Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta
  2. Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman
  3. Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul
  4. Dinas Kesehatan Kabupaten Kulon Progo
  5. Dinas Kesehatan Kabupaten Gunung Kidul
  6. Dinas Kesehatan Provinsi Maluku Utara
  7. Dinas Kesehatan Kota Ternate
  8. Dinas Kesehatan Kota Tidore Kepulauan
  9. Dinas Kesehatan Kabupaten Halmahera Utara
  10. Dinas Kesehatan Kabupaten Halmahera Tengah
  11. Dinas Kesehatan Kabupaten Halmahera Timur
  12. Dinas Kesehatan Kabupaten Halmahera Selatan
  13. Dinas Kesehatan Kabupaten Halmahera Barat
  14. Dinas Kesehatan Kabupaten Morotai
  15. Dinas Kesehatan Kabupaten Sula
  16. Dinas Kesehatan Kabupaten Taliabu

  Jadwal Kegiatan

Hari, tanggal : Kamis, 29 Februari 2024
Waktu : 08.00 – 16.00 WIB
Tempat : JS Luwansa Hotel and Convention Center
Jl. H. R. Rasuna Said No.22 Kav. C, RT.2/RW.5, Karet Kuningan, Kecamatan Setiabudi, Kota Jakarta Selatan, DKI Jakarta

Zoom Meeting

Meeting ID: 899 4596 4690
Password: 123456

Waktu Agenda

Waktu Agenda Pemateri
08.00 – 09.00 WIB Registrasi Panitia
09.00 – 09.10 WIB Pembukaan dan sambutan
  1. PKMK FKKMK UGM
  2. SKK
09.10 – 09.40 WIB

Paparan Hasil Audit Medik dan studi PSP penerapan kode ICD-10 dalam kewaspadaan dini dan respon penyakit menular potensi wabah di Provinsi DI Yogyakarta dan Maluku Utara

materi

PKMK UGM
09.40 – 10.40 WIB Diskusi Peserta
10.40 – 12.00 WIB Rencana Tindak Lanjut PKMK UGM
12.00 – 13.00 WIB ISHOMA  
13.00 – 13.30 WIB Paparan draft Kurikulum Unit Pelapor PKMK UGM
13.30 – 13.45 WIB Diskusi Peserta
13.45 – 15.45 WIB Revisi Kurikulum Unit Pelapor Peserta
15.45 – 16.00 WIB Rencana Tindak Lanjut PKMK UGM
16.00 WIB Penutup PKMK UGM

 

 

 

  Deskripsi

Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan (PKMK) FK-KMK UGM bekerjasama dengan Indonesian Healthcare Quality Network (IHQN) mengundang pemerhati mutu Se-Indonesia untuk mengikuti ISQua Internasional Conference ke-40 di Istanbul Lutfi Kirdar International Convention & Exhibition Center dengan tema “Health for People and Planet: Building Bridges to a Sustainable Future”.

PKMK dan IHQN akan memfasilitasi bapak/ibu mulai dari membuat abstrak dan poster ilmiah, mempersiapkan diri dan strategi untuk memperoleh hasil maksimal dari keikutsertaan dalam konfrensi internasional, membahas berbagai isu-isu terkini yang muncul dalam workshop dan konfrensi, hingga menyusun rencana tindak lanjut peningkatan mutu ditingkat pengambil kebijakan dan manajerial, jadi tidak sekedar datang, duduk dan foto-foto.

  Kegiatan

Terdiri dari 6 rangkaian kegiatan yang akan menjadi pengalaman tak terlupakan bagi para peserta baik dalam peningkatan kompetensi, mendapatkan ide-ide segar, membangun jejaring, hingga wisata. Rangkaian kegiatan terdiri dari:

  1. Workshop I “Menjadi Individu Pembelajar“: Para peserta akan saling berdiskusi untuk bersama-sama mempersiapkan diri mengikuti konfrensi, membagi rencana dan proses pembelajaran, serta penyusunan laporan/rencana tindak lanjut. Kegiatan online Zoom, tanggal 16 September Tahun 2024 (satu minggu sebelum berangkat)
  2. Workshop ISQUA “Peningkatan Kompetensi”: Para peserta akan memilih satu dari sekian banyak pilihan peningkatan kompetensi teknis upaya peningkatan mutu dengan fasilitator internasional. Kegiatan onsite di Turki, tanggal 24 September Tahun 2024. Hasil workshop akan dibahas bersama antar peserta pada pertemuan informal di hotel saat makan malam.
  3. Konfrensi ISQUA “Menangkap Ide dan Inovasi Terbaru”: Para peserta akan mengikuti konfrensi selama 3 hari yang akan terbagi dari banyak tema dan sesi dengan narasumber dan pakar dari berbagai negara. Kegiatan onsite di Turki, tanggal 25-27 September Tahun 2024. Berbagai ide dan inovasi terbaru akan dibahas bersama antar peserta pada pertemuan informal di hotel saat makan malam.
  4. Tour Turki “Turkaegean, The Coast of Happiness”: Para peserta akan bersama-sama mengikuti tour hari tanggal 28-29 September* (akan diinformasikan lebih lanjut)
  5. Workshop II “Effective Action Plan”: Para peserta akan kembali bertemu untuk membahas berbagai usulan kegiatan dan kebijakan peningkatan mutu pelayanan kesehatan baik di tingkat Fasyankes (melalui penyusunan RTL) maupun di tingkat nasional. Indonesia (melalui penyusunan policy brief. Kegiatan online Zoom, tanggal 7 Oktober Tahun 2024 (1 minggu setelah kembali ke Indonesia)

   Jadwal Perjalanan

Berangkat dari Jakarta tanggal 23 September Kembali ke Jakarta tanggal 30 September

   Output

Dengan mengikuti rangkaian kegiatan ini, para peserta diharapkan dapat:

  1. Meningkatkan kemampuan menulis karya ilmiah
  2. Menyusun abstrak untuk submit ke ISQUA
  3. Memahami isu mutu global
  4. Membangun networking global
  5. Meningkatkan kemampuan menulis saran peningkatan mutu
  6. Terlibat dalam publikasi buku ISBN berjudul “peningkatan mutu untuk Indonesia dari pembelajaran kesehatan tingkat dunia”

  Tim Fasilitator

  1. Dr. dr. Hanevi Djasri, MARS, FISQua
  2. Eva Tirtabayu Hasri, S.Kep, MPH

  Peserta Kegiatan

Rangkaian kegiatan tersebut dapat diikuti oleh:

  1. Para pemilik dan pengelola Fasyankes (rumah sakit, puskesmas, klinik, praktek mandiri)
  2. Para regulator pelayanan kesehatan (Kementerian Kesehatan, Dinas Kesehatan, BPJS Kesehatan)
  3. Lembaga akreditasi RS (pembimbing dan penyurvei)
  4. Dosen, Peneliti, Mahasiswa, dan Akademisi, serta Pemerhati Mutu

  Biaya 

  • Biaya mengikuti Workshop I - III sebesar Rp. 3.500.000,-
  • Biaya semua workshop di Indonesia, workshop ISQua dan konfrensi ISQua di Turki, serta tiket pesawat PP dan hotel 8D7N sebesar Rp. 45.000.000,- 
    (Biaya tentatif sesuai registrasi ISQua)

Link pendaftaran

 

Rincian Kegiatan Workshop

WORKSHOP I

Workshop I “Menjadi Individu Pembelajar“ (Online zoom)  |  16 September 2024

Waktu Materi Fasilitator
09.00-09.45 Pengenalan template reportase Eva Tirtabayu Hasri, S.Kep, MPH
09.45-10.30 Cara menyimak presentasi narasumber Dr. dr. Hanevi Djasri, MARS, FISQua
10.30-11.15 Menulis reportase dan diskusi Dr. dr. Hanevi Djasri, MARS, FISQua
11.15-12.00 Pembagian sesi dan reportase Eva Tirtabayu Hasri, S.Kep, MPH

 

 

 

Narahubung

Eva Tirtabayu Hasri, S.Kep, MPH
No. Telp 0823-2433-2525
Email This email address is being protected from spambots. You need JavaScript enabled to view it. 

 

 

Diseminasi Riset
Kolaborasi dan Kemitraan dalam Menghadapi Tantangan Kesehatan Masyarakat Pasca Pandemi

Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan FK-KMK UGM
bekerja sama dengan CDC US

 

  Latar Belakang

Pada akhir tahun 2023, Indonesia mengalami kenaikan kasus COVID-19 yang signifikan. Kementerian Kesehatan Indonesia mencatat adanya sebaran varian baru COVID-19, yang dikenal sebagai JN.1. Hingga 19 Desember 2023, varian ini terdeteksi dalam 41 kasus yang ditemukan melalui pemeriksaan Whole Genome Sequencing (WGS) terhadap 77 sampel. Ini merupakan 43 persen dari 453 kasus konfirmasi COVID-19 yang tercatat sejak November hingga awal Desember 2023. Kondisi ini menimbulkan kekhawatiran karena penyebaran virus yang cepat dan beban yang ditimbulkannya pada sistem kesehatan Indonesia.

Masalah penting lainnya yang muncul bersamaan dengan pandemi adalah Long COVID. Ini adalah kondisi di mana pasien yang telah sembuh dari COVID-19 mengalami gejala yang berkepanjangan, termasuk kelelahan kronis, masalah pernafasan, dan gangguan fungsi otot. Meskipun gejala Long COVID telah terdokumentasi dengan baik di negara-negara lain, di Indonesia masih terdapat keterbatasan pengetahuan dan penelitian mengenai kondisi ini. Akibatnya, upaya pengobatan dan pencegahan Long COVID di Indonesia menjadi lebih sulit.

Pandemi juga menunjukkan bahwa kerja sama antar lembaga sangat penting dalam mengelola bencana kesehatan masyarakat. Tidak hanya Kementerian Kesehatan, tapi juga Kementerian Pertanian dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan perlu berkolaborasi dengan pendekatan One Health untuk mencegah dan menangani penyakit zoonosis. Kolaborasi ini penting untuk menghadapi tantangan kesehatan di masa depan.

Penelitian dalam kerangka "Kolaborasi dan Kemitraan dalam Menghadapi Tantangan Kesehatan Masyarakat Pasca Pandemi" memberikan informasi dan wawasan untuk mengatasi dampak kesehatan masyarakat setelah pandemi. Tujuan utamanya adalah menyebarkan hasil penelitian ini dan membahas masalah kesehatan yang akan muncul di masa depan.

  Tujuan Diseminasi

  1. Menyampaikan temuan, data dan analisis studi yang berkaitan dengan kebijakan dan rekomendasi dalam mengatasi tantangan kesehatan masyarakat pasca pandemi
  2. Mendapatkan umpan balik dari para stakeholder terkait temuan, data dan analisis studi untuk mendapatkan rekomendasi kebijakan bagi daerah
  3. Menyusun rencana tindak lanjut dalam penanganan long COVID-19 di Indonesia berdasarkan hasil temuan dan umpan balik

  Waktu dan Tempat

Hari : Rabu, 28 Februari 2023
Waktu : 07.30 - 16.00 Wib
Tempat : JS Luwansa Hotel and Convention Center,
Jl. H. R. Rasuna Said No.22 Kav. C, RT.2/RW.5, Karet Kuningan, Kecamatan Setiabudi, Kota Jakarta Selatan,
Daerah Khusus Ibukota Jakarta

Zoom Meeting 

Meeting ID : 819 6522 1612
Passcode : 123456

 

Waktu Agenda            PIC/Fasilitator/Narasumber
07.30-08.00 WIB Registrasi peserta PKMK FK-KMK UGM
08.00-08.05 WIB Pembukaan dan Menyanyikan Lagu Indonesia Raya MC
08.05-08.30 WIB

Sambutan dan Pengantar

Kolaborasi dan Kemitraan dalam Menghadapi Tantangan Kesehatan Masyarakat Pasca Pandemi

  1. PKMK FK-KMK UGM
  2. Dirjen P2P
  3. Rebecca Merril – CDC US
08.30-10.00 WIB

Sesi I: Paparan Tim Peneliti

Gambaran Pasca Covid di Indonesia: Studi Kasus Jawa Timur dan Sulawesi Tenggara
(Siti Nurfadilah H)

materi

Sesi II: Paparan Tim Peneliti

Gangguan Kognitif dan Gejala Lanjut Pasca Akut Covid-19 di Indonesia
dr. Amelia Nur Vidyanti, Sp. N, Sub.Sp NGD (K), Ph.D

materi

Sesi III: Paparan Tim

Pengembangan Modul Dukungan Kesehatan Jiwa dan Psikososial Bagi Tenaga Kesehatan di RSUP. Nasional dr. Cipto Mangunkusumo - Dr. dr. Hervita Diatri, SpKJ(K)

materi

10.00-11.00 WIB Diskusi
  1. Tim Peneliti
  2. PKMK FK-KMK UGM
  3. CDC
11.00-12.00 WIB

Sesi IV: Paparan Tim Peneliti

Prevalensi Long Covid dan Faktor Berhubungan di Provinsi Sulawesi Tengah, Indonesia - Hayani Anastasia

materi

Sesi V: Paparan Tim Peneliti

Gambaran Penyintas Covid dan Faktor Risiko Long Covid Pada Populasi dengan Riwayat Covid-19 Berat
Dr. drg. Theodola Baning Rahayujati, M.Kes

materi

12.00-13.00 WIB Diskusi
  1. Tim Peneliti
  2. PKMK FK-KMK UGM
  3. CDC
13.00-14.00 WIB ISHOMA  
14.00-15.30 WIB

Penyampaian Policy Brief dan rencana tindak lanjut

policy brief

  1. PKMK FK-KMK UGM
  2. CDC
15.30-16.00 WIB Penutup
  1. PKMK FK-KMK UGM
  2. CDC
  3. MC

 

 

 

 

Kerangka Acuan Kegiatan

Pertemuan Sosialisasi dan Pelatihan Enumerator Evaluasi Penerapan Kode ICD-10 dalam Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon Penyakit Menular dengan Potensi Wabah di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta

Program INSPIRASI
(Improving Quality of Disease Preparedness, Surveillance and Response in Indonesia)

Diselenggarakan oleh: PKMK FKKMK UGM
Bekerjasama dengan: Kemenkes RI dan CDC

  Pendahuluan

International Health Regulation yang dimulai pada tahun 2005 merupakan sebuah kerangka hukum yang dikembangkan oleh World Health Organization (WHO) sebagai reaksi terhadap bencana pandemi yang sebelumnya pernah melanda Eropa. Kerangka ini juga menentukan standar yang akan digunakan dalam menentukan apakah insiden tersebut memenuhi syarat sebagai “darurat kesehatan masyarakat yang memerlukan perhatian seluruh dunia” atau “public health emergency of international concern.

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Indonesia dengan pendampingan dari WHO dan Center for Disease Control and Prevention US (CDC US) telah membangun Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon(SKDR) pada tahun 2009. Indonesia termasuk negara yang mengikuti IHR dalam menanggapi ancaman mumum seperti Influenza-A musiman serta penularan infeksi baru seperti Severa Acute Respiratory Syndrome (SARS) dan penyakit yang baru muncul seperti COVID-19.

Terdapat 24 penyakit infeksi menular yang dilaporkan secara mingguan ke dalam aplikasi SKDR yang didasarkan kepada algoritma yang telah ditetapkan oleh Tim Kerja Surveilans, Direktorat Surveilans dan Karantina Kesehatan, Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Kementerian Kesehatan. Algoritma tersebut mudah dipahami oleh tenaga kesehatan dengan latar belakang klinis seperti dokter umum, namun seringkali tenaga unit pelapor ke dalam aplikasi SKDR merupakan seorang tenaga surveilans tanpa pengetahuan klinis 1. Beberapa puskesmas juga dilaporkan mulai menggunakan kode ICD-10 yang diinput oleh dokter umum ke dalam rekam medis sebagai acuan untuk melakukan pelaporan surveilans mingguan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat standar yang berbeda yang digunakan oleh puskesmas dalam menentukan kategori penyakit yang akan dilaporkan.

Pelaporan surveilans harus dipastikan terstandar dan seragam dari unit pelapor sehingga dapat memberikan data yang berkualitas. Data yang berkualitas sangatlah penting dalam menentukan KLB di berbagai tingkatan dan dalam analisis surveilans untuk mencegah terjadinya KLB di masa depan. Berbagai cara dapat dilakukan untuk memastikan pelaporan terstandar, salah satunya adalah menggunakan kode klasifikasi penyakit. Kode klasifikasi penyakit yang banyak digunakan saat ini adalah International Classification of Disease versi 10 atau ICD-10 yang juga digunakan oleh BPJS Kesehatan untuk klaim asuransi Jaminan Kesehatan Nasional.

PKMK FKKMK UGM bekerja sama dengan CDC Indonesia pada bulan September 2022 – Desember 2022 telah melakukan uji validasi kode ICD-10 dengan melibatkan dinas kesehatan kabupaten/kota dan puskesmas di Daerah Istimewa Yogyakarta dan Maluku Utara. Untuk meningkatkan kualitas pelaporan dan data SKDR, maka diperlukan sosialisasi kepada dokter klinisi dan petugas surveilans di puskesmas sebagai unit pelapor.

Penggunaan kode ICD-10 untuk SKDR telah diimplementasi di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta sejak April 2023. Sosialisasi bagi dokter umum dan petugas surveilans di puskesmas-puskesmas di wilayah DIY telah dilaksanakan pada bulan Mei-Juli tahun 2023. Evaluasi penggunaan kode ICD-10 dalam algoritma sistem kewaspadaan dini dan respon di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta perlu dilakukan untuk mengetahui efektivitas dan kualitas data laporan SKDR sebagai acuan dan bahan pertimbangan bagi provinsi lain.

  Tujuan Pertemuan
  1. Paparan rencana evaluasi penggunaan kode ICD-10 dalam sistem Kewaspadaan Dini dan Respon penyakit menular dengan potensi wabah di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
  2. Menentukan waktu kunjungan kegiatan evaluasi pada puskesmas terpilih
  3. Diskusi dengan dinas kesehatan dan puskesmas terkait tindak lanjut rencana evaluasi di puskesmas sasaran
  Peserta Kegiatan
No. Instansi / Jabatan Jumlah Orang
1. Bidang P2P Dinas Kesehatan Provinsi DI.Yogyakarta 2
2. Bidang P2P Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman 1
3. Bidang P2P Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta 1
4. Bidang P2P Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul 1
5. Bidang P2P Dinas Kesehatan Kabupaten Kulon Progo 1
6. Bidang P2P Dinas Kesehatan Kabupaten Gunung Kidul 1
7. Kepala Puskesmas Kotagede 1 1
8. Kepala Puskesmas Umbulharjo 1 1
9. Kepala Puskesmas Godean 1 1
10. Kepala Puskesmas Mlati 2 1
11. Kepala Puskesmas Sedayu 1 1
12. Kepala Puskesmas Kasihan 1 1
13. Kepala Puskesmas Kokap 1 1
14. Kepala Puskesmas Girimulyo 1 1
15. Kepala Puskesmas Playen 1 1
16. Kepala Puskesmas Semin 1 1
17. PKMK FKKMK UGM 6
18. CDC Country Office Indonesia 2 -3
19. Enumerator Evaluasi 12

 

  Jadwal Kegiatan

Hari, tanggal : Kamis, 5 Oktober 2023
Waktu : 09.00 - 15.00 WIB
Tempat : H-Boutique Hotel Jogjakarta Jl. Prof. Herman Yohanes No.1, Terban,
Kec. Gondokusuman, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta 55223

  Waktu Agenda
Waktu Agenda Pemateri
08.00 – 09.00 Registrasi  
09.00 – 09.10 Pembukaan dan sambutan
  1. PKMK FKKMK UGM
  2. Dinas Kesehatan Provinsi DIY
09.10 - 09.25

Paparan rencana evaluasi penerapan kode ICD-10 dalam kewaspadaan dini dan respon penyakit menular potensi wabah di Provinsi DI Yogyakarta

materi   lembar balik

PKMK UGM
09.25 - 09.40 Paparan Instrumen Evaluasi Penerapan Kode ICD-10: kuesioner survei dan rencana kunjungan untuk melihat rekam medis PKMK UGM
09.40 - 11.30 Diskusi  
11.30 - 11.45 Penutupan Sesi Sosialisasi  
11.45 - 12.45 Istirahat  
12.45 - 13.00 Registrasi Pelatihan Enumerator PKMK UGM
13.00 – 13.20 Paparan Rencana Evaluasi Penerapan Kode ICD-10 dalam Sistem Kewaspadaan Dini dan Respons Penyakit Menular Potensi Wabah di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta PKMK UGM
13.20 – 14.00 Petunjuk Teknis Audit Rekam Medis sebagai Evaluasi Penerapan Kode ICD-10 PKMK UGM
14.00 – 14.50 Diskusi dan Tanya Jawab  
14.50 – 15.00 Penutupan